Menkes Sambut Baik Panitia HPN 2016 Gelar Operasi Katarak

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 13 Januari 2016 | 08:32 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 552


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek menyambut baik rencana Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2016 menggelar bakti sosial berupa operasi katarak pada puncak acara HPN di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tanggal 9 Februari 2016.

Di Indonesia, penyakit yang membuat lensa mata keruh dan bisa berakibat pada kebutaan total ini sudah berada di ambang kewajaran, yakni 1 persen dari total populasi.

Menurut Nila, dalam survei nasional tahun 1996, jumlah penderita katarak di Indonesia diketahui sebesar 1,5 persen dari populasi. “Saya kira kalau kita survei lagi sekarang ini, jumlahnya bisa lebih besar dari angka tahun 1996, ujar Nila saat menerima Panitia HPN 2016 di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (12/1).

Hadir dalam pertemuan itu Ketua Panitia HPN 2016 Teguh Santosa, unsur pimpinan Panitia HPN 2016 Agus Yuli dan Muhammad Ihsan, serta Dar Edi Yoga dan Faisal Mahrawa. Sementara Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam pertemuan didampingi dr Yeni D Lestari dari Komite Mata Nasional.

Dijelaskannya, saat ini, dari data yang dimiliki Kementerian Kesehatan, diketahui bahwa penderita katarak di Provinsi NTB sebesar 4 persen dan merupakan yang tertinggi di Indonesia, diikuti Sulawesi Selatan (2,6 persen), lalu Jawa Barat dan Jakarta (2,2 persen).

Kita masih perlu melakukan survei di provinsi-provinsi lain untuk mengetahui angka nasional. Tapi saya kira penderita katarak di tempat lain juga di atas 2 persen, jelasnya.

Ia menambahkan, range usia penderita katarak di Indonesia juga cukup lebar, melebihi rata-rata range usia penderita katarak di dunia. Umumnya, di negara-negara lain seseorang terkena katarak pada usia 60 tahun. Sementara di Indonesia, penderita katarak di Indonesia umumnya berusia antara 46 hingga 70 tahun.

"Kalau penderita katarak di bawah 1 persen masih dianggap sebagai persoalan kesehatan. Untuk Indonesia yang di atas 1,5 persen saya kira ini sudah bisa disebut sebagai masalah sosial," imbuh Nila.

Nila berharap perhelatan HPN 2016 di Lombok menjadi kampanye tersendiri bagi upaya pemerintah menurutnkan jumlah penderita katarak. Vision 2020 Kementerian Kesehatan, sebut dia, menargetkan penderita katarak berkurang hingga di bawah 1 persen.

Sementara, Teguh Santosa dalam keterangannya mengatakan bahwa Panitia HPN berencana menggelar operasi katarak di dua kota di NTB. Pertama di Bima, Pulau Sumbawa, dan kedua di Praya, Lombpk Tengah.

"Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan Kementerian Kesehatan. Kami menyadari bahwa upaya mengurangi penderita penyakit katarak adalah pekerjaan rumah kita bersama, termasuk masyarakat pers Indonesia," pungkas Teguh.