:
Oleh Juliyah, Rabu, 6 Januari 2016 | 11:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 358
Jakarta, InfoPublik - Tahun 2015 merupakan tantangan bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Berbagai masalah kesehatan yang menjadi perhatian publik hilang timbul, juga sejumlah prestasi diraih Kementerian Kesehatan.
Dalam Refleksi akhir tahun 2015 dan sambut tahun 2016 di Gedung J Leimena Kemkes Jakarta, Selasa (5/1), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memaparkan langkah menjalankan program kesehatan pada kabinet kerja 2015.
Di awal tahun sebagian besar wilayah ibu kota tergenang banjir. Sebanyak 8.352 jiwa mengungsi dan sejumlah fasilitas kesehatan juga terendam. Meski demikian pelayanan kesehatan tetap berjalan seperti biasa, Kemenkes menurunkan bantuan berupa perahu karet untuk evakuasi, life jacket dan MP ASI, Family higiene kit juga obat-obatan paket Banjir.
Selain itu, demi mengharmonisasi pembangunan kesehatan dengan sektor lain Menkes secara maraton melakukan pertemuan dengan Menteri Kabinet kerja dari pertemuan ini dihasilkan kesepakatan kerjasama dan saling mendukung antar Kemkes dengan Kemdagri, Kemkominfo, Kemdesa, Kemdag, Kemko Ekonomi, Kemdikti dan kementerian lainnya.
Menkes juga mengungkapkan, sistem rujukan yang baik di tahun 2015 belum tercapai termasuk upaya promotif dan preventif yang belum maksimal. Hal ini terlihat dari jumlah pasien di Fasilitas Layanan Kesehatan rujukan lebih besar yaitu sekitar 80 persen, sementara di puskesmas hanya 20 persen.
Selain itu, jumlah pasien rawat jalan di RS tipe B paling banyak sedangkan di RS tipe C yang jumlahnya banyak tapi pasiennya sedikit. Menurut Menkes ini disebabkan dua hal, antara lain karena memang perilaku masyarakat yang ketika sakit langsung pergi ke RS yang diinginkan atau memang penyakitnya perlu ditangani di RS tipe B.
"Mindset masyarakat perlu diubah, saat ini lebih banyak ketika sakit langsung menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, seharusnya lebih dulu berobat ke puskesmas," ujar Menkes.
Awal Mei Presiden RI Joko Widodo melepas tim Nusantara Sehat sebagai wujud nyata Kemenkes memastikan negara hadir. Tim Nusantara Sehat memberikan pelayanan kesehatan primer di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan kini tim NS sudah mengisi 120 puskesmas di DTPK dan kepulauan di 14 provinsi dari Aceh hingga Papua.
"Tim datang tidak hanya untuk mengobati tetapi juga mendidik masyarakat merubah perilakunya untuk menerapkan gaya hidup sehat, diharapkan ada perubahan derajat kesehatan di masyarakat hal ini akan dimonitoring dan dievaluasi terus," ungkapnya.
Selain itu, dipertengahan tahun 2015 Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan situasi darurat kesehatan akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan dibeberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan.
Di 2015 kasus MERS COV juga mengkhawatirkan Indonesia mengingat banyaknya jamaah haji dan umroh, dan Menkes bersyukur atas terhindarnya jamaah umroh dan haji dari MERS CoV pada musim haji 2015. Sejak kloter terakhir pulang pada 24 Oktober ditambah masa inkubasi 14-21 hari tidak ada jamaah haji yang tertular MERS CoV. Hal ini menunjukkan kerjasama yang baik antara Kemkes Kemenag dan Kemhub.
Di pengujung 2015 soal kematian anak -anak di Kabupaten Nduga Papua juga menjadi sorotan media, hasil investigasi Tim gerak cepat menemukan penyebab kematian 35 balita karena penyakit Pertusis dengan komplikasi Pneumonia. Faktor risiko kejadian pertusis meningkat di kabupaten Nduga antara lain disebabkan suhu udara di daerah ini lebih dingin dibanding tahun sebelumnya. Akibatnya penduduk tinggal didalam rumah Honai yang tidak memiliki ventilasi sementara untuk mengatasi rasa dingin penduduk membuat perapian didalamnya.Secara umum kondisi ini menjadi pencetus gangguan pernapasan termasuk penyakit pertusis.