Demi Target Olimpiade dan Asian Games Satlak Prima Janjikan Uang Saku Lebih Banyak

:


Oleh Astra Desita, Senin, 4 Januari 2016 | 15:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 343


Jakarta, InfoPublik - Demi memenuhi target di Olimpiade dan Asian Games, Satuan Pelaksana (Satlak Prima) Program Indonesia Emas (Prima) meminta atlet bekerja ekstra keras. Mereka bakal membayar dengan garansi kenyamanan untuk para atlet.

Satlak Prima memasang target meraih minimal dua medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dan peringkat sepuluh besar Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang. "Dengan target itu tentunya pemerintah jelas mempunyai komitmen yang sangat kuat. Nah, Satlak Prima merupakan komitmen pemerintah itu," tutur Ketua Satlak Prima dalam Achmad Sutjipto, di Jakarta, Senin, (4/1).

Tugas itu jelas bukan pekerjaan mudah jika berkaca hasil dari edisi sebelumnya. Indonesia gagal meraih emas satupun di Olimpiade 2012 London. Malah, penampilan kontingen Merah Putih ternoda dengan munculnya kartu hitam kepada pemain ganda putri, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, di cabang olahraga bulutangkis. Indonesia juga hanya ada di urutan ke-17 Asian games 2014 Incheon, Korea Selatan. Kala itu, Indonesia hanya meraih empat emas dari donasi bulutangkis (2 emas), atletik (1 emas), dan wushu (1 emas).

Berkaca kepada hasil di Asian Games tahun-tahun sebelumnya, posisi sepuluh besar bisa didapatkan dengan syarat minimal meraih sepuluh emas. Satlak Prima sudah memiliki perhitungan tersendiri untuk bisa memenuhinya.

Secara teknis, Satlak Prima menyiapkan rencana detail perekrutan atlet, latihan, hingga try out sebelum ke Olimpiade dan menuju Asian Games. Dari aspek pendanaan, Satlak Prima menjamin tak ada istilah dana talangan oleh PB lagi dan tunggakan uang saku para atlet.

"Kami akan membuat tidur para atlet lebih nyenyak, uang saku lebih besar, tentunya latihan juga harus lebih keras. Atlet juga tak boleh gamang menatap masa depan. Kami akan siapkan cara terbaik agar atlet bisa kembali ke masyarakat secara wajar," tegasnya.

Achmad mengatakan, masalah uang saku itu masalah yang sangat sensitif di media. Kalau uang saku terlambat sama dengan manajemen yang kacau. Kami berusaha agar tidak terlambat. "Satlak Prima adalah organisasi non pemerintah meskipun itu dibentuk oleh pemerintah. Kami tidak memegang keputusan," pungkasnya.