: Mazumdar, saat berdialog dengan jurnalis Indonesia dalam ASEAN-India Media Exchange Visits 2018-2024, Kamis (28/11/2024) di New Delhi India.
Oleh Taofiq Rauf, Jumat, 29 November 2024 | 21:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 86
New Delhi-India, InfoPublik – Hubungan diplomatik antara India dan Indonesia telah berlangsung erat sejak lama, terjalin melalui budaya, perdagangan, dan sejarah. Namun, menurut Secretary East Kementerian Luar Negeri India, Shri Jaideep Mazumdar menegaskan bahwa pemahaman masyarakat kedua negara tentang satu sama lain masih perlu ditingkatkan.
Ia pun menyoroti pentingnya peran media sebagai jembatan untuk membangun kesepahaman yang lebih mendalam.
“Media memiliki tanggung jawab besar dalam membangun pemahaman antarnegara. Namun, saat ini masih banyak hal yang belum diketahui secara memadai. Orang-orang di India, misalnya, tidak cukup mengetahui tentang Indonesia, dan mungkin hal yang sama juga terjadi sebaliknya,” ujar Mazumdar, saat berdialog dengan jurnalis Indonesia dalam ASEAN-India Media Exchange Visits 2018-2024, Kamis (28/11/2024) di New Delhi India.
Menurut Mazumdar, masyarakat kedua negara cenderung mengenal satu sama lain hanya pada permukaan saja. Contohnya, banyak orang mengetahui makanan khas seperti rendang atau kari India, dan musik tradisional masing-masing negara.
Namun, pemahaman ini dikatakannya sering kali hanya terbatas pada pengetahuan dangkal tanpa adanya eksplorasi lebih dalam tentang sejarah, budaya, atau perkembangan terkini di kedua negara.
Apalagi di era digital saat ini, katanya, hadirnya media sosial mampu membentuk persepsi masyarakat karena seringkali menghadirkan pelaporan yang dangkal dan tidak mendalam.
“Media sosial bisa menjadi pedang bermata dua. Banyak cerita yang dibuat oleh pihak tertentu kemudian menyebar luas dan menciptakan persepsi tertentu, yang terkadang bisa bersifat negatif,” jelasnya.
Para pengguna dan pembuat konten di media sosial dikatakannnya sering kali hanya fokus pada daya tarik visual atau viralitas, tanpa mempertimbangkan akurasi atau konteks yang lebih luas. Akibatnya, informasi yang diterima masyarakat kerap kali terdistorsi atau tidak lengkap.
“Hal ini menjadi tantangan besar bagi media tradisional untuk mengimbangi arus informasi yang bergerak cepat namun kurang mendalam,” katanya.
Maka melalui ASEAN-India Media Exchange Visits 2024, Mazumdar berharap para jurnalis yang mewakili negara masing-masing bisa makin menguatkan peran media konvensional dengan peliputan yang lebih mendalam. Pelaporan yang komprehensif tentang kebijakan, masyarakat, dan budaya akan membantu masyarakat India dan Indonesia memahami realitas masing-masing negara dengan lebih baik.
“Tentu ini turut menguatkan hubungan baik Indonesia dan India. Peliputan yang lebih mendalam akan sangat membantu. Ini bukan hanya soal mengenal budaya populer, tetapi juga memahami sejarah, politik, dan dinamika sosial yang membentuk negara kita. Dengan begitu, masyarakat kedua negara dapat melihat gambaran yang lebih utuh dan menghargai satu sama lain dengan lebih baik,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, peliputan mendalam juga dapat menjadi alat untuk melawan informasi yang menyesatkan. Media tradisional yang berkualitas dapat mengambil peran sebagai penyeimbang, menghadirkan fakta dan analisis yang akurat di tengah hiruk-pikuk informasi di dunia digital.
Mazumdar pun melihat era digital sebagai peluang besar bagi media untuk mempererat hubungan India dan Indonesia. Dengan teknologi yang semakin canggih, media memiliki akses yang lebih luas untuk menjangkau audiens lintas negara.
Kolaborasi antara media India dan Indonesia, misalnya, dapat menghasilkan program atau laporan khusus yang menggali potensi hubungan bilateral. Dokumenter tentang sejarah hubungan kedua negara, liputan khusus tentang pariwisata, atau bahkan program pendidikan lintas budaya dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat pemahaman dan kerja sama.
Di tengah tantangan dan peluang ini, Mazumdar berharap media dapat memainkan perannya dengan baik. “Media memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran tentang negara kita masing-masing dan kebutuhan kita yang sebenarnya. Saya berharap upaya ini dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik di antara masyarakat kedua negara,” tutupnya.
Hubungan India dan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, tidak hanya di tingkat pemerintahan, tetapi juga di tingkat masyarakat. Dengan peran media yang semakin strategis, masa depan kerja sama kedua negara tampak semakin cerah, asalkan informasi yang disampaikan akurat, mendalam, dan membangun.
“Media bukan hanya alat informasi, tetapi juga jembatan yang menghubungkan budaya, sejarah, dan masyarakat lintas negara. Di tengah arus informasi global yang serba cepat, peran media yang bertanggung jawab akan menentukan bagaimana hubungan antara India dan Indonesia dapat berkembang lebih erat,” tutupnya.
ASEAN-India Media Exchange Visits 2024 dihadiri 13 jurnalis yang berasal dari Indonesia, Kamboja, Filipina, Malaysia, Singapura dan Vietnam. Ke-13 jurnalis selain berdiskusi juga akan diajak visitasi ke beberapa tempat di New Delhi dan Mumbay. Para jurnalis pun direncanakan turut hadir pada acara Inauguration of 3rd ASEAN-India Music Festival di Purana Qila.