- Oleh Fatkhurrohim
- Senin, 18 November 2024 | 06:58 WIB
: Sebanyak 24 perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengikuti program Transition to the Trained Trainers (TTT) yang diselenggarakan di Surabaya selama 12 minggu, Surabaya, Minggu (24/11/2024). Foto. tni.mil.id
Oleh Fatkhurrohim, Minggu, 24 November 2024 | 20:51 WIB - Redaktur: Untung S - 76
Surabaya, InfoPublik – Sebanyak 24 perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengikuti program Transition to the Trained Trainers (TTT) yang diselenggarakan di Surabaya selama 12 minggu. Program pelatihan itu menghadirkan Navtrain, lembaga pelatihan maritim asal Belanda, sebagai mitra fasilitator. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kualitas pelatihan operasional bagi awak kapal kombatan TNI AL.
Menurut rilis dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Minggu (24/11/2024), program TTT dirancang untuk membekali perwira TNI AL dengan kualifikasi pelatih bertaraf internasional. Pelatih-pelatih ini nantinya akan memimpin sesi pelatihan operasional bagi personel kapal perang TNI AL.
Program TTT menjadi bagian dari komitmen TNI AL dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul di sektor pertahanan maritim. Pelatihan ini dirancang untuk memastikan para pelatih mampu memberikan pendidikan yang efektif dan relevan dengan kebutuhan operasional kapal perang modern.
“Melalui program ini, TNI AL tidak hanya memperkuat kesiapan operasional, tetapi juga mendukung visi menjadi kekuatan maritim yang modern, berdaya gentar, dan memiliki proyeksi global,” jelas Puspen TNI.
Peningkatan kualitas SDM di bidang pelatihan operasional dianggap sebagai pilar utama dalam menciptakan kesiapan tempur. Kesiapan ini meliputi aspek operasional, material, dan personel untuk menghadapi tantangan regional maupun global yang semakin kompleks.
Program TTT juga mencakup fase pelatihan di laut atau Sea Phase selama dua minggu. Dalam tahap ini, para peserta mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama pelatihan teori dan simulasi sebelumnya.
Fase ini berfokus pada pengasahan kemampuan peserta dalam menghadapi operasi laut dengan intensitas tinggi serta memastikan kesiapan operasional kapal perang. Kegiatan ini melibatkan dua kapal perang TNI AL, yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai-332 dan KRI Sultan Hasanuddin-366.
Latihan di laut mencakup berbagai aspek, mulai dari keselamatan hingga skenario peperangan multi-dimensi. Salah satu latihan utama adalah Weekly War, yang menggabungkan berbagai skenario peperangan dan penyelamatan kapal untuk meningkatkan keterampilan dalam menghadapi ancaman dan situasi darurat.
Dengan adanya program seperti TTT, TNI AL berharap dapat menciptakan sistem pelatihan operasional yang tangguh dan berkelanjutan. Program itu tidak hanya memperkuat kemampuan individual para perwira, tetapi juga mendukung kesiapan tempur kapal perang sebagai elemen utama dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.