- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Senin, 4 November 2024 | 15:31 WIB
: Ketua KPK Nawawi Pomolango (Foto: Dok KPK)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 9 September 2024 | 16:01 WIB - Redaktur: Untung S - 308
Jakarta, InfoPublik – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalin kerja sama dengan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 55 Jakarta dalam memperluas pendidikan antikorupsi. Audiensi yang digelar di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, ini merupakan bagian dari upaya menciptakan generasi muda berkarakter kuat dan berintegritas melalui pembelajaran di satuan pendidikan.
Ketua KPK, Nawawi Pomolango, menegaskan pentingnya pembentukan nilai-nilai karakter dalam setiap proses pembelajaran. Menurutnya, pengembangan diri peserta didik harus disertai dengan pendidikan karakter, salah satunya melalui Pendidikan Antikorupsi (PAK), yang menjadi solusi alternatif dalam memberantas korupsi di sektor pendidikan.
“Pendidikan antikorupsi perlu diterapkan sejak dini untuk membangun karakter dan nilai-nilai integritas di lingkungan sekolah. Ini adalah langkah strategis sebelum pencegahan dan penindakan korupsi,” ujar Nawawi dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).
Nawawi menambahkan bahwa pendidikan antikorupsi tidak hanya membantu membangun karakter siswa, tetapi juga menjadi senjata utama dalam pencegahan korupsi. Penerapannya dilakukan dengan membiasakan perilaku baik di kalangan siswa, di mana peran guru sangat penting sebagai penjamin mutu integritas.
“Kinerja guru yang baik, didukung dengan manajemen sekolah yang profesional, transparan, dan akuntabel, dapat membentuk generasi terdidik yang berintegritas,” kata Nawawi. KPK berharap kegiatan ini dapat menginspirasi sikap anti-korupsi pada siswa hingga jenjang pendidikan berikutnya.
Menurut Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2023, rata-rata indeks integritas mencapai 73,7 dari skala 1-100. Survei ini mengukur tiga aspek penting, yakni karakter integritas siswa, internalisasi nilai-nilai integritas dalam ekosistem pendidikan, serta risiko korupsi dalam tata kelola pendidikan.
SMAN 55 Jakarta sebagai Pionir Pendidikan Antikorupsi
Capaian SPI itu menunjukkan betapa pentingnya pendidikan antikorupsi dalam menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kemampuan kritis siswa terhadap korupsi. Pendidikan itu juga membekali siswa dengan pemahaman bahwa korupsi adalah ancaman serius terhadap pembangunan berkelanjutan.
Nawawi menambahkan, "Korupsi mengakibatkan degradasi ekonomi dan membatasi akses masyarakat terhadap layanan publik. SMAN 55 Jakarta diharapkan menjadi pionir dalam upaya antikorupsi di lingkungan sekolah, mendorong langkah nyata masyarakat dalam memberantas segala bentuk praktik korupsi."
Kepala Sekolah SMAN 55 Jakarta, Wahyu Kresnadi, menyatakan bahwa kerja sama itu sejalan dengan program pembelajaran sekolah yang mengintegrasikan peran pendidikan antikorupsi dalam membentuk karakter siswa.
“Para tenaga pendidik telah memaksimalkan alokasi waktu yang tersedia untuk menerapkan nilai-nilai antikorupsi. Proses pembelajaran direncanakan dengan baik untuk mengoptimalkan penilaian integritas di sekolah,” ungkap Wahyu.