Keputusan Indonesia Bergabung dengan BRICS Ada di Tangan Presiden Terpilih Prabowo Subianto

: Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi menyampaikan keterangan pers terkait pelaksanaan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) and Indonesia Afrika Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024). InfoPublik/Amiryandi


Oleh Eko Budiono, Jumat, 6 September 2024 | 07:29 WIB - Redaktur: Untung S - 329


Jakarta, InfoPublik – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, menyatakan bahwa keputusan apakah Indonesia akan bergabung dengan blok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) akan berada di tangan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Retno dalam keterangan resminya usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

"Keputusan akan ada di dalam pemerintahan yang akan datang, tetapi kami terus memberikan masukan kepada presiden terpilih mengenai masalah BRICS ini," ungkap Retno.

Retno mengungkapkan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Prabowo Subianto terkait BRICS, tak lama setelah Prabowo diumumkan sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2024.

"Pada awal setelah penetapan presiden terpilih, saya sempat berdiskusi dengan Pak Prabowo, dan saya sudah menyampaikan briefing mengenai BRICS ini," tambahnya.

Retno juga menjelaskan bahwa Indonesia sebelumnya telah mendapat ajakan untuk bergabung dengan BRICS saat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 22-24 Agustus 2023.

Penilaian Kemanfaatan Ekonomi dari BRICS

Menurut Retno, keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS akan sangat bergantung pada penilaian terkait manfaat ekonomi yang bisa didapatkan dari keanggotaan tersebut. "BRICS adalah blok ekonomi, dan tujuan utamanya adalah kerja sama ekonomi. Oleh karena itu, kami sedang melakukan perhitungan dari sisi ekonomi untuk memastikan apakah keanggotaan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia," jelasnya.

Sejauh ini, Indonesia masih dalam tahap pengkajian apakah akan bergabung dengan BRICS, dengan fokus pada dampak positif bagi perekonomian nasional.

Sebelumnya, pada Jumat (19/7/2024), Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Sidharto R. Suryodipuro, juga menyampaikan bahwa Indonesia belum memutuskan untuk bergabung dengan BRICS. "Indonesia masih mengkaji mengenai keanggotaan di BRICS. Jadi kalau ada yang mengatakan Indonesia menolak bergabung, itu tidak benar," ujar Sidharto dalam konferensi pers menjelang Pertemuan ke-57 Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Jakarta.

Keputusan apakah Indonesia akan menjadi anggota BRICS, menurut Sidharto, akan diambil setelah kajian mendalam mengenai dampak ekonomi dan manfaat strategis bagi Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 13 September 2024 | 14:53 WIB
DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementerian PUPR Rp40,59 Triliun dalam RAPBN 2025
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 13 September 2024 | 10:52 WIB
Menlu Titipkan Isu Palestina ke DPR
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 12 September 2024 | 21:42 WIB
Menlu Ajukan Kenaikan Angka Dasar Tunjangan Luar Negeri
  • Oleh Fatkhurrohim
  • Rabu, 11 September 2024 | 21:47 WIB
Kemhan dan TNI Siap Laksanakan Anggaran 2025, DPR RI Berikan Dukungan Penuh
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 11 September 2024 | 21:20 WIB
Hingga 9 September 2024, 99,32 Persen Caleg Terpilih telah Serahkan LHKPN ke KPK