Presiden Jokowi Evaluasi Insiden Peretasan PDNS, Tekankan Pentingnya Cadangan Data Nasional

: Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers di Pabrik PT Hyundai LG Indonesia, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat pada Rabu, 3 Juli 2024. Foto: BPMI Setpres/Rusman


Oleh Untung S, Rabu, 3 Juli 2024 | 21:31 WIB - Redaktur: Untung S - 379


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo telah melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden peretasan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam keterangan pers di Pabrik PT Hyundai LG Indonesia, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (3/7/2024), Presiden menekankan pentingnya semua data nasional direkam cadang (back up).

“Ya, sudah kita evaluasi semuanya. Yang paling penting semuanya harus dicarikan solusinya agar tidak terjadi lagi, di-back up semua data nasional kita sehingga kalau ada kejadian kita tidak terkaget-kaget. Dan ini juga terjadi di negara-negara lain, bukan hanya di Indonesia saja,” ujar Presiden, dikutip dari BPMI Setpres.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memimpin rapat bersama jajarannya untuk membahas penanganan serangan siber terhadap PDNS tersebut pada Jumat, 28 Juni 2024 lalu. Sebagai tindak lanjut dari rapat tersebut, telah digelar rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto.

Dalam keterangannya usai rapat tingkat menteri, Hadi menekankan bahwa membuat cadangan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

“Ini mandatori, tidak opsional lagi. Sehingga kalau secara operasional PDNS berjalan, ada gangguan, masih ada back up yaitu di DRC atau Cold Site yang ada di Batam dan bisa auto gate interactive service,” ujar Hadi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, pada Senin, 1 Juli 2024 lalu.

Dengan pengaturan kewajiban merekam cadang, setiap kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah akan memiliki cadangan data dan layanan sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan layanan jika ada insiden serupa di masa mendatang.

Pemerintah akan menyiapkan pengaturan terkait penempatan data dan cadangannya secara berlapis sesuai dengan tingkat klasifikasi data, mulai dari data strategis, data terbatas, hingga data terbuka. “Jadi nanti ada data-data yang sifatnya umum atau terbuka seperti statistik dan sebagainya akan disimpan di cloud, sehingga tidak penuh data yang ada di PDN,” ungkap Hadi.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 18:30 WIB
Presiden Jokowi Siap Buka PEPARNAS XVII di Solo, Ajang Prestisius Atlet Difabel
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 15:58 WIB
PT Wavin Manufacturing Indonesia Mulai Produksi Komersial di KIT Batang
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 11:00 WIB
Kendalikan Inflasi Pangan, Presiden Jokowi Salurkan Bantuan Beras di Sumba Barat
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 18:48 WIB
Dorong Pemerataan Pembangunan, Presiden Jokowi Resmikan 7 PLBN Terpadu
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 15:19 WIB
Bendungan Temef Bisa Penuhi Air Baku dan Irigasi 4.500 Hektare Lahan di NTT
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 11:55 WIB
Bangun Pusat Pelatihan Sepak Bola Timnas di IKN, PUPR Cetak Rekor MURI
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 11:38 WIB
Presiden Jokowi Resmikan 27 Ruas Jalan Inpres di NTT, Tingkatkan Konektivitas Daerah