BRIN Gandeng HBS Jerman Atasi Nasionalisme Keagamaan di Asia Tenggara

: Kerja Sama BRIN dengan HBS di Jakarta/Foto: Humas BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 2 Maret 2024 | 16:57 WIB - Redaktur: Untung S - 187


Jakarta, InfoPublik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kerja sama dengan Heinrich Böll Stiftung (HBS) yaitu yayasan dari Jerman yang memiliki keterkaitan terhadap perkembangan sosio-politik dan ekonomi Asia Tenggara, guna mengatasi masalah nasionalisme keagamaan di sejumlah negara.

Puncak kerja sama antarkedua adalah dengan dilaksanakannya workshop bertemakan "Nasionalisme Keagamaan dan Agama dalam Politik di Asia Tenggara Religious (Nationalism and Religion in Politics in Southeast Asia)," pada Kamis (29/2/2024) hingga Jumat (1/3/2024) di Kantor BRIN di Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. 

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH), Ahmad Najib Burhani, melalui humas BRIN.

Najib mengatakan bahwa kerja sama antara BRIN dengan HBS memiliki tujuan untuk meningkatkan percepatan produksi pengetahuan di OR IPSH.

"Tujuan utama workshop itu adalah untuk mempercepat produksi pengetahuan di OR IPSH, terutama dengan berkolaborasi bersama para ahli dari negara lain yang menekuni disiplin ilmu terkait tema workshop," kata Najib pada keterangan yang dikutip dari humas BRIN, Sabtu (2/3/3034).

Lanjut Najib, terjalinnya kolaborasi itu juga agar bisa menghasilkan output yang kompeten, termasuk special issue di jurnal dan volume atau buku yang telah diedit. 

"Kami berkolaborasi untuk menghasilkan special issue di jurnal dan volume atau buku yang diedit terkait tema workshop, memberikan kontribusi secara akademis untuk memahami kondisi Asia Tenggara terkait nasionalisme keagamaan," ungkapnya.

Kolaborasi itu akan melibatkan peneliti BRIN dan beberapa institusi di negara Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Jerman, Taiwan dan lainnya.

Peneliti dari Universitas Chengchi Nasional, Taiwan, Deasy Simandjuntak, menambahkan bahwa Kolaborasi yang digagas BRIN tidak hanya melibatkan Indonesia, melainkan seluruh wilayah Asia Tenggara untuk menghasilkan karya publikasi seperti buku, jurnal ataubspecial issue yang bermanfaat.

"Itu bukan hanya konferensi tanpa hasil. Kami datang untuk membuat makalah, mempresentasikan makalah, dan pulang dengan makalah yang lebih baik. Kami membawa fasilitator untuk meningkatkan makalah kami," ungkap Deasy.

Perwakilan dari HBS Thailand, Fransiskus Tarmedi, memberikan apresiasi atas terselenggaranya workshop yang menunjukkan kerjasama untuk mengatasi Nasionalisme Keagamaan di wilayah Asia Tenggara.

 

Berita Terkait Lainnya