:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 18 November 2016 | 12:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 290
Jakarta,InfoPublik - Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Selatan mengimbau kepada masyarakat khususnya umat islam untuk bersatu agar tidak mudah dipecah belah dan agar tidak dimanfaatkan oleh pihak pihak yang ditak bertanggungjawab.
Hal tersebut diungkapkan Kakanwil Kemenag Sumsel HM Al Fajri Zabidi di Palembang, Jumat (18/11), berkaitan dengan aksi unjuk rasa Umat Islam pada 4 November 2016 lalu atas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok yang dinilai menistakan agama.
Al Fajri Zabidi menilai aksi tersebut merupakan sebuah proses dalam dinamika masyarakat yang lebih memiliki muatan hukum dibanding bermuatan unsur agama.
"Masyarakat meminta penegakan hukum secara tegas oleh Pemerintah, jadi syah syah saja sebagai bentuk menyampaikan aspirasi atau freedom of speech," ujarnya.
lebih lanjut Al Fajri mengatakan, bahwaKemenag Sumsel tidak dapat melarang sekitar 320 warga Sumsel yang bergabung dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta tersebut. Namun sdemikian pihaknya telah meminta kepada pengunjuk rasa tetap tertib dan tidak terprovokasi maupun melenceng dari tuntutan awal dalam menyampaikan aspirasinya.
"Sebelumnya telah kita himbau kepada seluruh ormas, tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk mentaati tujuh komitmen bersama yang diantaranya adalah mempercayakan kepada aparat keamanan dan penegak hukum terkait jalannya peradilantersebut," jelasnya.
Terkait dengan beredarnya ajakan untuk aksi unjuk rasa susulan, pihak Kemenag Sumsel belum dapat memastikan adanya reaksi dari umat islam di Sumsel. Untuk mengantisipasi aksi serupaKemenag Sumsel mengeluarkan surat edaran melalui petugas penyuluh lapangan (PPL), Petugas KUA, serta pegawai Agama lainnya untuk tetap menjaga kondusifitas dan kerukunan agama di wilayahnya masing masing.
"Sesuai instruksi Gubernur Sumsel yang saat ini sanagat peduli dengan kerukunan beragama. Terutama dalam mensukseskan pembangunan serta program pemerintah seperti Asian Game 2018," ujar Alfajri.
Al Fajri berpesan kepada masyarakat untuk menjadikan tindakan Ahok sebagai pelajaran bersama, serta lebih berhati hati dalam menyampaikan hal hal yang berkaitan dengan agama, kitab suci, maupun keimanan seseorang.
Seperti diketahui sebelumnya, aksi unjuk rasa 4 Nopember lalu dipicu oleh pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuku Tjahaya Purnama atau Ahok yang dinilai menistakan Surat Al Maidah ayat 51. Pernyataan tersebut menuai protes dari masyarakat.