:
Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 18 November 2016 | 08:16 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 552
Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak Pemuda Indonesia bersatu, jangan mudah terprovokasi dan terpecah belah serta terhasut oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.
"Mari kita bangkit bersama dan bersatu padu demi kejayaan Indonesia yang kita cintai bersama," kata Gatot di Aula kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (17/11).
Gatot mengatakan, bangsa Indonesia dapat merdeka karena pemudanya bersatu, saling bahu membahu, bergotong-royong dan meninggalkan segala egonya masing-masing bersama seluruh lapisan masyarakat berjuang dalam meraih kemerdekaan Indonesia. “Mahasiswa sebagai tulang punggung dan pemersatu bangsa berjuang demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Karena kita akan menjadi bangsa pemenang,kuncinya adalah kita harus merawat Kebhinneka Tunggal Ikaan yang merupakan Central of Gravity bangsa Indonesia,” kata Gatot.
Menghadapi kompetisi global saat ini, Gatot mengajak seluruh komponen bangsa agar memahami situasi dan mewaspadai kompetisi tersebut. "saat ini kita hidup dalam kompetisi global, dimana hal tersebut akan berdampak terhadap negara Indonesia karenamemiliki sumber daya alam yang melimpah. Disamping itu Indonesia merupakan tempat harapan hidup masa depan bagi semua bangsa,” ujarnya.
Gatot juga menyinggung soal ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia. yaitu Proxy War yang dilakukan oleh negara-negara lain yang menginginkan kekayaan alam Indonesia, sehingga perlu diwaspadai. “Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang perlu diwaspadai dan menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang akan datang,” kata Gatot.
Terkait aksi terorism, menurut Gatot, pemberantasan aksi terorisme di Indonesia, diperlukan landasan konstitusional yang menjadi dasar dalam mengambil langkah preventif untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara dari bahaya terorisme.
Gatot menyebutkan, enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan yaitu, menipisnya cadangan minyak dunia; meningkatnya jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi; masalah terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan ekonomi global yang ketat.“Apabila perspektif ancaman bangsa Indonesia dimasa depan tidak dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara Arab Springyang mengalami konflik atau perang saudara,” pungkasnya.