:
Oleh Masfardi, Kamis, 16 Juni 2016 | 15:20 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 295
Jakarta, InfoPublik - DPR menyambut baik penunjukan Komjen Pol Tito Karnavian menjadi calon Kapolri menggantikan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan masuk masa pensiun pada 1 Juli 2016.
Menurut anggota Komisi III DPR Arsul Sani, penunjukan Tito Karnavian sesuai dengan kepangkatan, karena saat ini ia telah berpangkat Komjempol atau bintang tiga. “Jenjang karier Tito memenuhi, karena telah memegang jabatan Kapolda tipe A dan saat ini sedang memegang jabatan sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang merupakan satu lembaga yang levelnya juga nasional dan penting dalam penegakan hukum saat ini,” kata Arsul Sani di Jakarta, Kamis (16/6).
Hingga saat ini menurutnya tidak ada resistensi dari DPR. Jika sebelumnya ada upaya memperpanjang jabatan Kapolri Badrodin Haiti, menurutnya hal itu lemah secara regulasi dan menimbulkan perdebatan.
Meski Tito diasumsikan melompati beberapa angkatan di atasnya, menurut Arsul itu tidak masalah karena di Polri hal demikian sudah biasa, dan harus bisa merangkul seniornya.
Arsul optimis hal ini akan berjalan baik-baik saja, “Tito telah biasa membawahi seniornya. Apalagi dia seorang bersih, selama ini dia memegang jabatan, tidak pernah melakukan tindakan melawan hukum seperti korupsi dan sebagainya, namun lompatan yang begitu besar ini baru yang pertama kali, biasanya hanya tiga kali diatasnya, tapi Tito melompati empat kali para seniornya.”
Namun saya yakin dia akan bisa merangkul para seniornya tersebut, tapi sebaliknya para seniornya juga bisa menghormatinya sebagai pimpinannya yang baru, katanya.
Sementara anggota Komisi III lainnya Sufmi Dasco Ahmad menilai prestasi Komjenpol Tito Karnavian cukup baik mulai dari Densus Poso dan saat bom Thamrin terjadi ia sebagai Kapolda DKI.
Sejumlah kalangan menilai Tito berhasil menjalankan tugasnya. Juga secara akademis menurutnya prestasinya cukup baik.
Dia mengatakan presiden juga memiliki pertimbangan, karena sebentar lagi Indonesia akan menghadi hajatan besar seperti pilkada setrentak 2017 dan pemilu, hal itu mmerlukan stablitas nasional.
Dia mengatakan pilihan terhadap Tito tersebut merupakan pilihan yang strategis yang bisa menjabat hingga 2019, itu dapat memperkuat posisi presiden dalam menghadapi kondisi ke depan.