Radikalisme dan Terorisme Gunakan Medium Baru Ancam NKRI

:


Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 20 Mei 2016 | 14:28 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 627


Jakarta, InfoPublik  - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan tantangan keutuhan NKRI tidak selangkahpun surut. Bahkan, melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme mendapat medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.

Selain itu, bangsa Indonesia juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Kekerasan dan pornografi pada generasi muda adalah satu dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa  yang akhir-akhir ini mengemuka. "Lagi-lagi, medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran informasi, baik positif maupun negatif, secara cepat dan massif," kata Menkominfo dalam sambutan Upacara Harkitnas ke-108 yang dibacakan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) S Niken Widyastuti di Lapangan Kemkominfo, Jakarta, Jumat (20/5).

Menurutnya, ketika berbicara tentang lanskap dunia dalam konteks teknologi digital, kita  menghadapi problema kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasional. Potensi pergaulan dan kerjasama saling menguntungkan akibat relasi dengan dunia internasional tumbuh makin intens, tetapi juga sekaligus makin rentan terhadap penyusupan ancaman bagi keutuhan NKRI dari luar wilayah negeri ini.

"Tantangan-tanganan baru yang muncul di depan kita tersebut memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan dan cakupan. Tentu kita tidak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan meluasnya anasir-anasir karena tak tahu bagaimana mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini," katanya.

Oleh sebab itu, Menkominfo memandang penting tema mengukir makna Kebangkitan Nasional dengan mewujudkan Indonesia yang bekerja nata, mandiri dan berkarakter, yang diangkat untuk peringatan Hari Kebangkitan Nasional  2016.

Menurut Menkominfo, tema ini menunjukkan  tantangan apapun yang dihadapi  harus dijawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter. "Saya berpendapat bahwa ada penekanan pada dimensi internasional dalam tema tersebut. Kerja nyata kita, kemandirian kita, dan karakter kita semua terpusat pada pemahaman bahwa saat ini kita dihadapkan dalam kompetisi global," katanya.

Ia melihat persaingan bukan lagi muncul dari tetangga-tetangga  sekitar lingkungan saja, sebaliknya justru inilah saat paling tepat untuk bahu membahu bersama sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan-persaingan pada arah global.  "Karena lawan tanding kita semakin hari semakin muncul dari seantero penjuru dunia. Sebagai satu kesatuan, mau tak mau kita harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif dalam persaingan pada tingkat global tersebut," tuturnya.

Menurut Rudiantara, kini bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh inisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikan selama ini. "Hanya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan bermanfaat. Kita harus membiasakan yang benar-benar dan buka sekedar membenarkan yang biasa," kata Rudiantara.

Menkominfo mengajak  untuk menyelenggarakan proses-proses secara lebih efisien. Mari pangkas segala proses yang pelayanan yang berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas. Mari bangun proses-proses yang lebih trasnparan. Mari berikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan.

Diakhiri sambutan Menkominfo, dikutip pidato Proklamator dan Presiden RI Ir Soekarno, yang menekankan pentingnya membangun karakter bangsa. Menurut beliau, membangun suatu negara, membangun ekonomi membangun teknik, membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya.

Demikian juga tentang pentingnya kerja nyata kita, Bung Karno berpesan bahwa, "Amal semua buat kepentingan semua. Keringat semua buat kebahagian semua, Holopis kuntul baris buat kepentingan semua."