:
Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 6 Mei 2016 | 13:28 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 690
Jakarta, InfoPublik - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Ketiga negara tersebut membahas tantangan keamanan yang mengkhawatirkan di perairan antara ketiga negara.
Pertemuan trilateral ini didahului kunjungan kehormatan dengan Presiden Joko Widodo di Gedung Agung, Yogyakarta, Kamis (5/5).
Pertemuan trilateral antara Menteri Luar Negeri dan Panglima Angkatan Bersenjata ketiga negara yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo; Malaysia diwakili Menteri Luar Negeri Dato’ Sri Anifah Aman dan Panglima Angkatan Bersenjata Tan Sri Dato’ Sri (DR) Jenderal Zulkifeli Mohd Zin.
Negara Filipina diwakili Menteri Luar Negeri Jose Rene D Almendras dan Acting Panglima Angkatan Bersenjata Vice Admiral Caesar C Taccad. Pertemuan bertempat di Aula Gedung Agung, Yogyakarta, berlangsung dengan aman dan lancar.
Menlu RI Retno Marsudi didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, tantangan tersebut antara lain dengan maraknya perompakan bersenjata, kejahatan transnasional dan terorisme di kawasan.
Tantangan ini dipandang telah mengancam keselamatan warga negara serta mempengaruhi jalur perdagangan dan aktivitas ekonomi yang menimbulkan kerugian bagi kesejahteraan kawasan.
Menlu juga mengungkapkan Presiden menggaris bawahi berbagai tantangan keamanan yang dihadapi ketiganegara dan menekankan pentingnya langkah bersama dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan tersebut serta menekankan pentingnya memastikan stabilitas dan keamanan serta kepercayaan di kawasan kita.
Diskusi dalam pertemuan trilateral ini berlangsung secara terbuka dan konstruktif. Hal ini merefleksikan komitmen tinggi tidak hanya terhadap hubungan dekat kita, tapi juga terhadap upaya mengatasi berbagai tantangan, ucap Retno Marsudi.
"Kami juga sangat prihatin dengan meningkatnya penculikan warga sipil yang tidak bersalah oleh kelompok bersenjata, dimana Warga Negara Indonesia, Malaysia dan Filipina semua telah menjadi korban," katanya.
Indonesia pun sepakat untuk segera mengambil langkah-langkah untuk memastikan warga negara kita merasa aman dalam menjalankan aktivitas di kawasan tersebut dan kami belajar dari komunikasi dan kerja sama intensif ketiga negara dalam upaya pembebasan 10 ABK WNI tersandera.
Menurut Menlu RI Retno Marsudi, pertemuan ini sangat produktif dan sepakat untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi penanganan tantangan keamanan. Disamping itu, juga akan melakukan Patroli Terkoordinasi di perairan yang menjadi kepentingan bersama, dan meningkatkan koordinasi pemberian bantuan cepat bagi warga dan kapal dalam keadaan bahaya.
Tiga negara ini juga sepakat meningkatkan kerja sama dalam pertukaran informasi dan intelijen, serta memperkuat dan memastikan efektifitas kerja sama dalam keadaan darurat dan ancaman keamanan.
Kami juga akan membentuk hotline komunikasi antara ketiga negara untuk meningkatkan koordinasi dalam keadaan darurat dan ancaman keamanan.
“Pesan utama dari pertemuan hari ini adalah komitmen tinggi kami untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan keamanan yang berlanjut di kawasan yang tidak hanya akan berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi ketiga negara, namun juga bagi ASEAN,” pungkas Menlu RI.