Pemerintah Fokus Bebaskan Empat Sandera

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 2 Mei 2016 | 21:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 491


Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 10 dari 14 Warga Negara Indonesia (WNI)  yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf  telah dibebaskan. Fokus pemerintah saat ini  bekerja keras untuk membebaskan empat WNI lainnya.

Pesiden, melalui siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Senin (2/5), menekankan pemerintah saat ini masih terus bekerja keras untuk membebaskan keempat WNI lainnya yang masih disandera. Keempat WNI tersebut disandera saat pembajakan kapal Tunda Henry dan kapal tongkang Cristi pada tanggal 15 April lalu. "Saat ini, kita masih terus bekerja keras untuk pembebasan empat ABK WNI yang lainnya," tegas Presiden.

Panglima TNI Gatot Nurmantyo menambahkan fokus utama dari operasi pembebasan ini ialah keselamatan para sandera. Dalam usaha pembebasan para sandera, TNI juga melakukan operasi intelijen di bawah koordinasi dari Kementerian Luar Negeri.

"Bapak Presiden mengutamakan keselamatan para sandera, ini adalah kata kuncinya. Kemudian apa yang dikatakan oleh Ibu Menlu, ini adalah diplomasi total, formal dan informal. Di dalamnya ada TNI yang melakukan operasi intelijen di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri," katanya.

Panglima TNI memohon doa seluruh masyarakat Indonesia agar dapat membebaskan pula keempat WNI lainnya yang kini masih disandera. Beliau juga menegaskan akan kembali menggunakan upaya diplomasi total untuk membebaskan para sandera. "Dan saya mohon doa agar tidak lama lagi yang empat bisa kita bebaskan dengan selamat. Kembali lagi melakukan diplomasi total," katanya.

10 ABK

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, 10 ABK dalam kondisi sehat, prima dan jiwanya stabil, berdasarkan hasil pemeriksaan secara fisik maupun pemeriksaan sarana penunjang. "Ke-10 ABK tersebut, semuanya dalam kondisi sehat walafiat dan Alhamdulillah kondisinya sangat prima sekali," kata Wakil Kepala RSPAD Kolonel Ckm dr Bambang Dwi Hasto. Ia menyerahkan hasil kesehatan 10 ABK tersebut kepada Lalu Muhamad Iqbal, Derektur Perlindungan WNI dan BHI dari Kementerian Luar Negeri, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (2/5).

Bambang mengatakan 10 ABK yang tiba di Bandara Halim dini hari tadi, setelah diberikan istirahat selanjutnya melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Tahap pertama dilaksanakan fisik oleh tim dokter spesilialis. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan penunjang laborat, pemeriksaan jantung dan pemeriksaan torak foto serta terakhir dilaksanakan pendalaman atau konsultasi dengan Dokter Spesialis Kejiwaan.

“Kami sudah membuat resumepemeriksaan dan hasilnya diserahkan ke Kementerian Luar Negeri agar dijadikan bahan atau salah satu pegangan untuk mengembalikan beliau-beliau ke keluarganya masing-masing,” kata Bambang.