:
Oleh Masfardi, Senin, 25 April 2016 | 12:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 403
Jakarta, InfoPublik - Perlu ada evaluasi dan perbaikan manajemen penjara, di samping penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan perbaikan keluarga binaan, agar kerusuhan yang kerap terjadi di lembaga pemasyaratan (lapas), tidak terulang lagi.
“Manajerial lapas itu sangat penting dilakukan, karena banyak oknum sipir ikut bermain dalam jaringan narkoba. Menkumham harus melihat masalah SDM itu secara bijak, sehingga harus diuraikan berbagai masalah,” kata anggota Komisi III DPR RI DIdik Mukrianto di Jakarta, Senin (25/4).
Mengurai peredaran narkoba di lapas, katanya, salah satu jalan keluarnya adalah melakukan mutasi SDM dari lapas satu ke lapas yang lain. Sedangkan masalah jumlah penghuni lapas, seperti di Salemba yang dihuni 3.500 napim tapi dijaga oleh 20 sipir, jelas tidak proposional. Namun, hal itu bisa diatasi dengan penggunaan teknologi CCTV dan sebagainya.
"Tapi, terpenting moral will dari pengelola lapas harus ada. Masalahnya sederhana, mutasi seluruh sipir penjara yang tujuannya untuk melokalisasi sipir yang baik dan yang tidak," katanya.
Komisi III DPR, katanya, cukup kritis menanyakan permasalahan lapas ini dan meminta Menkumham memberikan solusi terbaik dalam pengelolaan lapas di tanah air, agar tidak terjadi lagi kerusuhan. Kerusuhan merupakan tamparan keras.
"Narkoba menurut hukum Indonesia sebagai extraordinary crime, karena itu kita membuka mata, bahwa saat ini Indonesia sudah darurat narkoba, yang benar-benar membahayakan generasi muda. Saat ini kita disuguhkan penyelengaraan negara yang tidak luput dari incaran jaringan narkoba, bahkan oknum TNI dan Polri juga terbawa arus narkoba yang dapat merontokkan sendi-sendi kehidupan negara," pungkasnya.