Indonesia Tengah Hadapi Ancaman Besar Radikalisme dan Terorisme

:


Oleh Wandi, Minggu, 24 April 2016 | 14:25 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 421


Jakarta, InfoPublik - Semua warga negara Indonesia wajib saling menghormati antar sesama serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai gangguan, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

“Sebagai warga negara Indonesia, kita harus bisa membela negara ini dari berbagai upaya untuk memecahbelah NKRI. Ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masuknya paham radikal dan terorisme yang jelas-jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila,” kata Pembantu Rektor 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Waryono Abdul Ghofur, Jumat (22/4).

Menurut Waryono, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman besar dari pengikut paham radikalisme dan terorisme, terutama kelompok militan, Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS.

Hal itulah yang wajib diantisipasi seluruh elemen bangsa. Sebab, ancaman ISIS ini bukanlah sekadar isapan jempol belaka, tetapi telah menyebar bagai virus yang mematikan.

Tidak hanya menyerang bangsa Indonesia dari sisi ideologi dan pemahaman, aksi terorisme ini malah telah terjadi di Indonesia. Sejak bom Bali sampai terakhir bom Thamrin, menjadi bukti bahwa negara ini tengah menghadapi ancaman besar. Dengan begitu, tidak ada lain bagi bangsa Indonesia, selain menghadapi dan mencegah agar aksi terorisme itu tidak terjadi lagi di Indonesia.

“Tugas warga negara itu membela negaranya agar negara ini tetap utuh dan tidak terganggu dengan berbagai hal yang membuat negara hancur. Tidak hanya pengaruh dari luar seperti ISIS, pengaruh dari dalam pun juga harus diantisipasi,” katanya.

Musuh dalam selimut seperti itu justru lebih repot. Mereka seolah-olah bertindak atas negara dan agama, padahal tindakan mereka justru ingin menghancurkan agama, terang Waryono.

Para pelaku aksi terorisme dan penyebar paham radikalisme yang justru warga negara Indonesia sendiri menurut Waryono merupakan contoh adanya musuh dalam selimut.

Itu dibuktikan dengan banyaknya orang Indonesia yang menjadi pengikut ISIS. Bahkan mereka rela melakukan tindakan-tindakan kekerasan, seperti bom bunuh diri, yang korbannya justru saudara sesama warga Indonesia.

Jelas tindakan itu tidak dibenarkan. Tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga melanggar ajaran agama yang tidak membenarkan tindakan kekerasan, apalaagi membunuh sesama manusia.

Waryono mengingatkan, bangsa Indonesia harus jeli dalam melihat potensi-potensi yang membuat negara ini menjadi terpuruk dan semakin jauh dari cita-cita para pendiri bangsa dulu.