DPR Sambut Baik Naiknya IP Korupsi Indonesia

:


Oleh Masfardi, Jumat, 29 Januari 2016 | 10:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 416


Jakarta,InfoPublik- Anggota Komisi III DPR RI Teuku Taufiq Hadi menyambut baik naiknya  Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception Index/CPI) Indonesia pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya. 

“Transparency International (TI) menyatakan skor Indonesia naik dua poin dan beranjak 19 peringkat menjadi urutan 88 dari 168 negara. Itu menaik bagi Investasi di Indonesia, ada kepastian hukum dan akan menarik bagi investor,” jelas Teuku Taufiq, Jumat 29/1).

Kendati demikian, kenaikan itu belum setinggi skor Singapura yang berada di peringkat 8, Malaysia 54, atau Thailand 76. Peringkat Indonesia lebih baik bila dibandingkan Filipina 95, Vietnam 112, atau Myanmar 147.

Kenaikan skor CPI Indonesia setelah terpilihnya pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang membawa optimisme terhadap perbaikan pemberantasan korupsi. TI menilai optimisme publik ini perlu disikapi dengan perumusan strategi pemberantasan korupsi.

Skor yang naik dua poin memperlihatkan Indonesia menunjukkan kenaikan konsistensi. Sayangnya, jelas Teuku Taufiq, kenaikan masih terhambat masih tingginya korupsi di sektor penegakan hukum dan politik. "Tanpa kepastian dan pengurangan penyalahgunaan kewenangan politik, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan turun dan memicu memburuknya iklim usaha Indonesia," ujarnya.

CPI merupakan indeks komposit yang mengukur persepsi pelaku usaha dan pakar terhadap korupsi di sektor publik, yaitu yang dilakukan oleh pegawai negeri, penyelenggara negara, dan politikus. Sejak diluncurkan pada 1995, CPI telah digunakan banyak negara sebagai rujukan tentang situasi korupsi dalam negeri dibandingkan dengan negara lain.

Naik dua poin bagi Indonesia bukan hal yang mudah, karena itu, perlu diapresiasi dengan baik, agar angka itu bisa naik lagi dan mampu menyamai skor yang diperoleh negara tetangga. "Itu harus ada tekad dari penyelenggara negara agar tidak melakukan korupsi lagi," katanya.

Terkait ada anggota DPR yang melakukan tindak korupsi,  Teuku Taufiq sangat menyayangkannya. Dia meminta masyarakat jangan menyamaratakan para wakil rakyat. "Itu dilakukan oleh oknum. Kalaupun ada yang korupsi, itu tidak sampai  satu persen dari anggota DPR yang ada," pungkasnya.