- Oleh Untung Sutomo
- Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:46 WIB
: Wamenekraf Irene Umar saat menerima kunjungan audiensi dari PT Rangkai Kreativitas Indonesia di Ruang Rapat, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Foto: Biro Komunikasi Kemenekraf
Oleh Untung Sutomo, Rabu, 15 Januari 2025 | 05:55 WIB - Redaktur: Untung S - 413
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, mendorong pembentukan pusat data sebagai peta jalan (road map) untuk perkembangan perfilman Indonesia yang lebih baik. Irene Umar berharap ekosistem perfilman Indonesia dapat menciptakan ruang kreatif yang mendukung peningkatan kualitas, tidak hanya dari sisi produksi tetapi juga distribusi film.
“Indonesia hanya melihat film yang laris dari penjualan tiket saja. Harusnya ada pusat data sehingga banyak sineas dan masyarakat terus mendukung salah satu sub sektor ekonomi kreatif seperti film Indonesia ini. Bisa terukur juga kerangka data dari berbagai sisi. Sinergi tersebut membuat regulasi pasar yang jelas agar ada roadmap dan tindak lanjut ke depan,” ujar Wamenekraf Irene Umar saat menerima kunjungan audiensi dari PT Rangkai Kreativitas Indonesia di Ruang Rapat, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Irene Umar menegaskan bahwa pemerintah akan berupaya mempertahankan dan memperkuat ekosistem perfilman dari tingkat lokal hingga global. Langkah ini merupakan rangkaian berkelanjutan dari upaya pemerintah untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia yang berbasis data dan pasar, sehingga berdampak positif pada perekonomian nasional.
“Film-film yang dibawa ke ajang festival harus membawa nama baik bangsa dan mencerminkan budaya kita. Saat ada film yang berangkat ke festival internasional, visibilitas, dan pengakuan terhadap film nasional akan lebih kuat nantinya,” tambah Irene Umar.
Sementara itu, perwakilan dari Rangkai Kreativitas Indonesia, Redemptus Rangga Raditya, CEO perusahaan tersebut, menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki banyak aset film. Fokus pada 2025 harus diarahkan pada layanan teknologi atau digitalisasi terkait distribusi film global, integrasi rantai bioskop, pelacak hak cipta (copyright tracker), dan sistem analitik waktu nyata (real-time analytics systems).
“Film Indonesia yang laku di Indonesia belum tentu bisa laris di luar negeri. Bicara ekosistem tentu aspek produksi, distribusi, eksibisi, arsip, pendidikan, dan apresiasi harus terus diperhatikan. Kami siap menyusun konsep dan sistem Data Semesta Film Indonesia meliputi tenaga kerja, lembaga, sarana, kegiatan, penonton, hingga nilai pemanfaatan karya,” ujar Redemptus Rangga Raditya.
Audiensi ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, Plt Direktur Film, Animasi, Studio Kemenekraf, Donny Setiawan, serta Kepala Subdit Pemasaran dan Komersialisasi Kemenekraf, Nobel Parmadean. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak untuk mewujudkan visi ekosistem perfilman Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing tinggi di kancah internasional.
Dengan adanya inisiatif itu, diharapkan Indonesia dapat membangun sistem yang mendukung sektor perfilman secara menyeluruh, mulai dari produksi hingga distribusi, serta meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal melalui karya-karya film yang berkualitas. Langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan industri kreatif yang dinamis dan inovatif di era digital.