Kemenperin Cetak 325 SDM Kompeten Industri Tekstil dan Kukuhkan 2 Guru Besar

: Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita /foto: humas Kemenperin


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 25 November 2024 | 16:10 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 78


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian melalui unit pendidikan vokasi Politeknik STTT Bandung terus berupaya melahirkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Pada  2024, sebanyak 325 lulusan Politeknik STTT Bandung sudah tersebar mengisi di sejumlah perusahaan industri TPT serta mengukuhkan dua guru besar.

“Industri tekstil dan pakaian jadi mencatatkan pertumbuhan positif pada triwulan III tahun 2024 sebesar 7,43 persen (y-o-y). Pertumbuhan ini kami yakini akan lebih besar lagi apabila didukung dengan kebijakan yang strategis dan probisnis, terutama terkait dengan pengendalian impor,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (24/11/).

Kemenperi terus berperan aktif dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Apalagi, industri TPT nasional merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan karena sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor, sehingga memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian Indonesia.

“Penyerapan lulusan pada Politeknik STTT Bandung mencapai 100 persen, dengan waktu tunggu lulusan kurang dari enam bulan. Mereka ini sudah siap kerja dan kompeten untuk mendukung industri TPT yang berdaya saing global,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan.

Menurut Masrokhan, peluang pekerjaan untuk para lulusan pendidikan vokasi masih cukup tinggi, termasuk di sektor industri tekstil yang permintaannya terus bertambah setiap tahun. “Industri ini padat modal dan padat karya, jadi permintaan SDM-nya luar biasa,” ujarnya.

Kemudahan mendapatkan pekerjaan untuk para lulusan Politeknik STTT Bandung ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang link and match dengan industri. Selain itu, kurikulumnya juga diselaraskan dengan kebutuhan industri yang sedang berkembang. “Bahkan bukan hanya di dalam negeri, banyak mahasiswa vokasi yang juga magang di luar negeri, termasuk para mahasiswa Politeknik STTT Bandung, yang 15 orang di antaranya sudah berada di RRT,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI) Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari menuturkan, inovasi dalam pendidikan vokasi juga harus terus ditingkatkan. Di sektor tekstil misalnya, tren saat ini mengarah pada green job hingga green industry.

“Akhirnya, kampus harus menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri. Sehingga, ketika mahasiswa lulus, mereka bisa menyesuaikan dengan kebutuhan di masa depan,” ujar Wulan.

Sekolah vokasi milik Kemenperin, seperti Politeknik STTT Bandung, memiliki spesialisasi yang sudah diakui di dunia industri. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang sudah melakukan kerja sama dengan unit sekolah dimaksud. 

Direktur Politeknik STTT, R. Arief Dewanto menyampaikan, para lulusannya memiliki pemahaman yang mendalam di berbagai proses produksi industri TPT. “Jadi, selain punya kompetensi yang tinggi, mereka aplikatif sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, sehingga sangat relevan dalam memenuhi kebutuhan di sektor tekstil sekarang,” jelasnya.

Arief menambahkan, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dari para mahasiswa Politeknik STTT Bandung saat ini dilakukan dengan pengembangan platform T-Car (Textile Career and Development Center) sebagai jembatan antara lulusan sebagai pencari kerja dan perusahaan sebagai penyedia lapangan kerja. Ketersediaan tenaga kerja yang kompeten merupakan prasyarat terwujudnya industri nasional yang mandiri, maju, dan berdaya saing.

Kukuhkan Dua Guru Besar Bidang Tekstil

pada 2024, Politeknik STTT Bandung meraih berbagai pencapaian penting, salah satunya dengan  penetapan dua dosen menjadi Guru Besar di bidang tekstil. Profesor Ida Nuramdhani menjadi guru besar di bidang teknologi pencelupan dan nanoteknologi tekstil. Selanjutnya Profesor Wiah Wardiningsih dikukuhkan sebagai guru besar di bidang kenyamanan tekstil. Dengan memiliki dua guru besar baru, Politeknik STTT Bandung semakin mengukuhkan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi vokasi yang unggul di Indonesia

Sebagai bagian garda terdepan dalam melahirkan SDM industri yang unggul menuju Indonesia Emas 204, penetapan dua dosen menjadi guru besar pada bidang tekstil ini berkontribusi mencetak semakin banyak SDM industri kompeten. “Hal ini merupakan awalan yang baik untuk kemajuan politeknik Kemenperin di masa yang akan datang,” ujar Arief.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 25 November 2024 | 18:07 WIB
Industri Peralatan Listrik Indonesia Sasar Pasar Timur Tengah di SAUDI ELENEX 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 23 November 2024 | 10:10 WIB
Kemenperin Akselerasi Industri Hijau untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp475,13 Triliun
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB
Kemenperin Tindaklanjuti Proposal Apple untuk Investasi di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 22 November 2024 | 06:59 WIB
SNI Award ke-19, Dorong Penerapan Standar Nasional untuk Kemajuan Industri Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 21 November 2024 | 08:35 WIB
Pertamina Dorong Pengembangan SDM dengan Membangun Gedung Sekolah di Karawang
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 21 November 2024 | 08:20 WIB
Komoditas Kelapa Sawit Dominasi Kinerja Ekonomi Indonesia