- Oleh Eko Budiono
- Jumat, 22 November 2024 | 09:41 WIB
: Presiden RI Prabowo Subianto bersama para menteri Kabinet Merah Putih saat menghadiri pertemuan eksklusif dengan anggota korporat USINDO di Washington D.C., Amerika Serikat, pada Sabtu waktu setempat (11/11/2024)/Foto : BPMI
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 14 November 2024 | 05:35 WIB - Redaktur: Untung S - 301
Jakarta, InfoPublik – Presiden RI Prabowo Subianto bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menghadiri pertemuan eksklusif dengan anggota korporat The United States-Indonesia Society (USINDO) di Washington D.C., Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (11/11/2024).
Pertemuan itu merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden di Amerika Serikat yang difokuskan pada penguatan kerja sama di bidang ekonomi, investasi, pendidikan, dan pertahanan antara Indonesia dan AS.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan pentingnya dukungan perusahaan-perusahaan AS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beliau memaparkan prioritas pemerintahannya, termasuk pengembangan ekonomi berkelanjutan, ketahanan pangan, serta investasi di sektor energi, infrastruktur, dan pendidikan. Presiden menekankan bahwa Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi mitra internasional, khususnya perusahaan-perusahaan dari AS.
“Saya sangat gembira bertemu dengan perusahaan-perusahaan besar Amerika yang sudah lama berkontribusi dalam perekonomian Indonesia. Mereka percaya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan saya mendorong mereka untuk terus berinvestasi,” kata Presiden Prabowo dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (14/11/2024).
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia siap menyambut investasi AS di berbagai sektor seperti energi, teknologi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Ia menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui penyederhanaan birokrasi dan penegakan hukum yang tegas, terutama terkait isu korupsi.
“Pemerintah Indonesia mendukung penuh investor AS yang ingin berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rosan.
Pertemuan yang dihadiri oleh 12 perusahaan besar AS ini, termasuk Freeport McMoRan, S&P Global, GE Healthcare, Boeing, Capital Group, BP, Exxon Mobil, Citi, Caterpillar, Chevron, Georgetown University Indonesia Program, dan Purdue University, juga menghasilkan diskusi mengenai kolaborasi lebih lanjut dalam proyek-proyek strategis. Mantan Wakil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia dan anggota USINDO, Ted Osius, menyatakan apresiasinya terhadap keterbukaan Indonesia dalam menerima investasi.
Ted Osius juga mengumumkan rencana untuk membawa delegasi pengusaha AS ke Indonesia pada Desember 2024 guna menjajaki peluang bisnis di sektor energi, teknologi informasi, kesehatan, infrastruktur, pendidikan, ritel, dan keuangan. “Kami sangat tertarik dengan Indonesia, peluangnya sangat besar, dan jelas kami akan sangat diterima di Indonesia,” ujar Osius.
Data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menunjukkan bahwa sejak 2019 hingga triwulan III 2024, realisasi investasi AS di Indonesia mencapai USD 13,41 triliun, dengan sektor pertambangan sebagai penerima terbesar (73,02 persen), diikuti oleh jasa lainnya (11,93 persen), dan industri logam dasar (4,09 persen). Jawa Timur menjadi lokasi investasi terbesar (38,13 persen), diikuti oleh Papua (26,61 persen) dan Papua Tengah (13,66 persen).
Dengan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan iklim investasi yang ramah, Presiden Prabowo berharap hubungan ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat terus berkembang, membawa dampak positif bagi kedua negara, baik di sektor ekonomi, pendidikan, maupun teknologi.
Delegasi Indonesia yang turut mendampingi Presiden dalam pertemuan ini antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.