- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Rabu, 13 November 2024 | 14:41 WIB
: Pj Teguh meninjau langsung perbaikan dan pelebaran saluran air yang berada di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan pada Jumat (8/11/2024)/ foto: Humas Jakarta
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 9 November 2024 | 08:29 WIB - Redaktur: Untung S - 486
Jakarta, InfoPublik – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, berkomitmen memperbaiki infrastruktur untuk mengatasi banjir di Ibu Kota. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah meninjau langsung perbaikan dan pelebaran saluran air di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/11/2024).
Pj Gubernur Teguh menyebut, penyempitan saluran air di kawasan tersebut menjadi penyebab utama terjadinya genangan saat hujan deras. “Hari ini, saya hadir untuk melihat langsung progres perbaikan dan pelebaran saluran air di Jalan Tirtayasa dan Jalan Adityawarman. Saya sudah perintahkan agar segera dilakukan perbaikan sebagai langkah mengatasi banjir di wilayah ini,” kata Teguh dalam siaran pers Pemprov Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Saluran air yang semula menyempit dari dua meter menjadi hanya satu meter kini diperlebar kembali agar mampu menampung lebih banyak air. “Saluran yang menyempit sudah kami bongkar. Ada saluran yang kurang dalam juga kami gali lebih dalam. Perempatan Jalan Tirtayasa adalah salah satu titik banjir akibat bottleneck saluran ini,” imbuh Teguh.
Teguh juga memerintahkan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta bersama Suku Dinas SDA Kota Administrasi Jakarta Selatan serta Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan untuk memeriksa crossing saluran. Hal ini penting karena ketinggian jalan di kawasan tersebut sering ditambah, yang membuat ruang bawah jalan semakin rendah.
“Pelebaran saluran di Jalan Adityawarman ditargetkan selesai dalam dua minggu. Untuk perbaikan di Jalan Tirtayasa, saya akan cek hari ini dan besok. Ada kemungkinan adanya Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di dalam saluran yang harus diperhatikan. Kita tidak bisa memotong kabel sembarangan karena dampaknya bisa dirasakan masyarakat,” jelas Teguh.
Dalam inspeksinya, Teguh menyoroti keberadaan kabel SJUT yang berantakan di dalam saluran air. Ia berencana memanggil operator kabel untuk segera merapikan SJUT dengan memasukkan kabel ke dalam ducting yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Kabel yang tidak rapi, menurutnya, menyebabkan penumpukan sampah yang menghambat aliran air.
“Kami akan merapikan SJUT dengan melibatkan operator kabel, karena tidak bisa sembarangan memotong kabel. Kondisi kabel yang berantakan ini membuat sampah menumpuk, menghambat aliran air, dan menyebabkan genangan,” tegasnya.
Teguh menegaskan bahwa upaya mengatasi banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dan sistematis. Pemprov DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan semua program mitigasi banjir berjalan efektif.
“Kami serius melakukan pembenahan untuk menangani banjir, meski ada beberapa program yang belum selesai dan berlanjut hingga 2025 dan 2026. Kami akan terus membahas kewenangan dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) karena sebagian penanganan banjir dikoordinasikan dengan kementerian tersebut,” pungkas Teguh.
Turut hadir dalam tinjauan tersebut, Plt Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, dan Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin, beserta jajaran.