- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 19:16 WIB
: Foto: Humas Kementan
Jakarta, InfoPublik – Akademisi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Asih Mulyaningsih, mengungkapkan optimismenya terhadap target swasembada beras yang dicanangkan oleh pemerintah dalam waktu dekat. Menurut Asih, pencapaian ini dapat terwujud berkat program intensifikasi dan ekstensifikasi yang telah berjalan di berbagai wilayah Indonesia.
"Dari sisi kinerja, saya optimis bahwa swasembada beras dapat tercapai dalam waktu dekat. Program-program seperti food estate, perluasan lahan, dan cetak sawah yang sedang dijalankan bisa mempercepat target ini," ujar Asih dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (3/11/2024).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada periode Januari-April 2024 tercatat sebesar 19,22 juta ton, turun 14,75 persen atau 3,33 juta ton dibandingkan periode yang sama pada 2023. Namun, pada Subround II (Mei-Agustus) 2024, produksi padi meningkat menjadi 18,76 juta ton, atau naik 1,45 persen (270 ribu ton) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Asih menekankan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada beras sebagaimana disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto, untuk mengantisipasi risiko krisis pangan global dan restriksi dari negara produsen pangan. "Target swasembada bukan sekadar wacana, tetapi sebuah kebutuhan yang harus dicapai," tegasnya.
Sebagai informasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berhasil mencatat swasembada beras pada 2017, 2019, 2020, dan 2021. Keberhasilan ini diraih melalui berbagai inovasi, termasuk refocusing anggaran untuk pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif, peningkatan alokasi pupuk subsidi, serta perbaikan infrastruktur pertanian yang mendukung produktivitas.
Memasuki era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program-program tersebut akan terus dilanjutkan dengan akselerasi yang lebih cepat dan pendekatan yang lebih presisi. Salah satu program utama yang diusung adalah cetak sawah di lahan-lahan suboptimal yang selama ini kurang dimanfaatkan.
Kementerian Pertanian telah menargetkan pencetakan hingga 3 juta hektare sawah dalam beberapa tahun mendatang, dilengkapi dengan teknologi modern seperti penggunaan benih unggul, sistem irigasi canggih, dan mekanisasi pertanian. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Asih menyambut positif langkah pemerintah yang mengedepankan pemanfaatan lahan suboptimal melalui program cetak sawah serta integrasi teknologi pertanian, yang menurutnya merupakan langkah penting untuk menjamin ketahanan pangan nasional di masa mendatang.