- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 2 November 2024 | 21:28 WIB
:
Semarang, InfoPublik – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, secara resmi dinobatkan sebagai Bapak Pembina Petani Milenial dalam acara Konsolidasi Nasional Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) yang berlangsung di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/11/2024).
Acara itu dihadiri oleh ratusan petani muda dan organisasi kepemudaan lainnya, sebagai upaya memperkuat regenerasi dan pemberdayaan generasi muda di sektor pertanian.
Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, mengungkapkan bahwa penobatan ini menjadi dorongan semangat baginya untuk mendukung dan membimbing petani muda dalam menghadapi tantangan pertanian di Indonesia.
Menurutnya, saat ini sektor pertanian masih didominasi oleh generasi tua. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa sekitar 38,02 persen petani di Indonesia berasal dari generasi baby boomers berusia 41–56 tahun, sedangkan jumlah petani muda hanya mencapai 21,93 persen, atau sekitar 6,2 juta orang.
Mas Dar menyatakan komitmennya sebagai “bapak asuh” bagi para petani milenial, dengan harapan bisa menjadi solusi bagi tantangan yang dihadapi generasi muda di sektor pertanian. Sebagai putra daerah asal Grobogan, Jawa Tengah, Sudaryono ingin memberikan teladan dan dorongan bagi anak muda untuk berperan aktif dalam pertanian. “Saya ingin selalu berusaha menjadi solusi dari segala kekhawatiran dan tantangan yang dihadapi petani milenial,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam mencapai swasembada pangan nasional. “Pembangunan pertanian membutuhkan kontribusi anak muda, milenial, terutama dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” lanjutnya. Pemerintah akan terus mendukung anak-anak muda yang ingin berkarir di sektor pertanian, baik melalui pelatihan maupun pemberdayaan usaha.
Wamentan Sudaryono melihat potensi besar pada generasi milenial yang cenderung inovatif, adaptif, dan kreatif. Mereka memiliki kemampuan untuk membawa perubahan melalui penerapan teknologi dalam pertanian. Ia mengajak petani milenial untuk tidak hanya fokus pada sektor hulu tetapi juga untuk mengeksplorasi produk turunan dalam rantai nilai komoditas pertanian. "Penting bagi petani milenial untuk memahami bahwa bisnis pertanian tidak hanya soal produksi, tetapi juga menciptakan peluang usaha yang menguntungkan di sepanjang rantai nilai komoditas," jelasnya.
Untuk mendukung hal ini, Sudaryono menyampaikan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan strategis, termasuk pelatihan dan penyuluhan, agar petani muda memahami pentingnya kontribusi mereka dalam mendukung kebijakan ketahanan pangan nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pemerintah telah mencanangkan program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) sebagai bentuk dukungan bagi regenerasi petani. Program ini bertujuan menumbuhkan wirausaha muda pertanian yang maju, mandiri, berdaya saing, dan memiliki jiwa kewirausahaan.
Idha menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP, juga telah menginisiasi program Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) untuk meregenerasi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memperkuat ketahanan pangan nasional. “Sebagai representasi generasi muda di sektor pertanian, para DPM dan DPA diharapkan mampu mengadopsi praktik pertanian modern dan berkontribusi dalam menciptakan pertanian yang berkelanjutan,” ujar Idha.
Konsolidasi Nasional Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan ini diadakan untuk memperkuat jejaring antaranggota DPM/DPA serta membangun kemitraan dengan berbagai pihak terkait. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pertanian yang kondusif bagi pengembangan usaha pertanian. Melalui konsolidasi ini, diharapkan para petani muda dapat saling bertukar pengetahuan, membangun jaringan bisnis, dan mendapatkan akses terhadap berbagai program dan dukungan yang disediakan oleh pemerintah.
Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian dan berbagai pihak, Wamentan Sudaryono optimistis bahwa para petani milenial akan menjadi ujung tombak dalam mengembangkan pertanian Indonesia menuju swasembada pangan yang berkelanjutan. “Melalui dukungan yang komprehensif, kita bisa menciptakan ekosistem pertanian yang kuat dan mandiri, di mana generasi muda memiliki peran penting dalam mencapai ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.