: Foto: Humas KKP
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan merevitalisasi tambak mangrak yang ada di wilayah Pantai Utara Jawa. Hasil perikanan budidaya dari program revitalisasi ini ditargetkan berkontribusi pada pencapaian target swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi delapan persen.
“KKP akan tancap gas mewujudkan harapan kita semua yaitu revitalisasi tambak idle di Pantura Jawa. Kami sudah berkumpul bersama untuk memantapkan dan menyatukan komitmen dan dukungan kita semua,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Belum lama ini, Tebe -sapaan Tb Haeru- telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak mulai dari pemerintah daerah hingga perguruan tinggi, untuk mewujudkan model pengembangan budidaya tambak Pantai Utara (Pantura) Jawa.
Revitalisasi awal akan dimulai pada 2025, menyasar 13 ribu hektare tambak mangrak dari total luasan 78 ribu hektare. Revitalisasi ditargetkan selesai pada tahun 2029 yang berada di empat provinsi dan 28 kabupaten/kota.
Pelaksanaan revitalisasi bukan tanpa hambatan. Beberapa persoalan yang dihadapi seperti tumpukan sampah yang memenuhi wilayah pesisir Pantura Jawa, kondisi tambak yang masih sangat tradisional tanpa disertai instalasi pengelolaan air limbah dan tandon, sampai persoalan abrasi serta pendangkalan yang dapat menghambat proses revitalisasi.
“Dukungan stakeholder menjadi kunci jalannya program revitalisasi tambak Pantura ini. Dukungan dari Pemda di antaranya dukungan ketersediaan lahan, membantu proses clean and clear lahan dan mengkoordinasikan masyarakat yang kondusif mendukung program revitalisasi tambak Pantura Jawa. Sementara dukungan dari perguruan tinggi kami sangat mengharapkan dukungan teknologi budi daya seperti penyediaan induk unggul dan benih bermutu serta pakan ikan berkualitas dan ramah lingkungan dan juga kajian sosial ekonomi di masyarakat tambak Pantura Jawa,” beber Tebe.
Tebe melanjutkan, komoditas yang akan dikembangkan di wilayah Pantura Jawa adalah ikan nila salin. Komoditas tersebut merupakan salah satu primadona ekspor yang dapat mendongkrak perolehan devisa negara. Berdasarkan data Future Market Insight (2024), proyeksi nilai pasar ikan nila dunia pada tahun 2024 sebesar USD 14,46 miliar. Nilai tersebut diproyeksikan meningkat sebesar 59 persen pada 2034 menjadi USD 23,02 miliar dengan tingkat pertumbuhan pertahun (CAGR) 4,8 persen.
Data ITC Trademap 2024 juga menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara eksportir tilapia ke-4 dengan share pasar 9,6% setelah China, Kolombia dan Honduras pada tahun 2022. Negara importir tilapia terbesar adalah Amerika Serikat di tahun 2022.
“Nila salin kita pilih selain punya prospek pasar yang cerah, komoditas tersebut juga memiliki beberapa keunggulan di antaranya dapat dibudidayakan di air payau dengan salinitas sampai dengan 20 ppt, pertumbuhan cepat dan tahan penyakit, proses budi dayanya mudah dan menghasilkan limbah yang minim, serta pasar domestik dan ekspor terbuka luas,” papar Tebe.
Tebe menambahkan, KKP akan tancap gas untuk pelaksanaan program revitalisasi tambak Pantura Jawa. Setelah pertemuan dengan stakeholder, akan dilanjutkan pembentukan tim teknis, sosialisasi, pendataan, verifikasi, penetapan lokasi hingga tahap pembangunan.
Sementara itu Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan (FP2TPK) Indonesia, Prof Maftuch, mendukung penuh program revitalisasi tambak mangrak Pantura.
“Program ini kepeduliannya akan cukup besar kepada masyarakat di antaranya dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Selanjutnya meningkatkan produktivitas dari lahan idle yang sangat besar. Dengan program ini maka diharapkan nanti kita bisa meraihkan ujungnya yaitu meningkatkan produksi ikan nila salin di Pantura Jawa untuk memenuhi permintaan pasar ekspor,” sebut Prof Maftuch.
Pihaknya siap mendukung dan menjadi bagian dari program besar revitalisasi tambak Pantura Jawa. “Kami akan melakukan suatu pola pendekatan sesuai dengan tupoksi yaitu research and development dalam rangka pengembangan budi daya ini yang sustainable di era yang akan datang,” pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan program revitalisasi tambak mangrak Pantura menjadi prioritas untuk dikerjakan pada periode kedua kepemimpinannya di KKP. Hasil perikanan budidaya dari program revitalisasi ini ditargetkan berkontribusi pada pencapaian target swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi delapan persen.