Wamentan Ajak Milenial Berinovasi di Sektor Pertanian untuk Ketahanan Pangan

: Foto: Humas Kementan


Oleh Isma, Senin, 28 Oktober 2024 | 19:21 WIB - Redaktur: Untung S - 99


Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak generasi milenial untuk berperan aktif dalam menciptakan solusi inovatif guna memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sektor pertanian. Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menilai bahwa milenial memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan di era digital ini.

“Kita berada di era di mana teknologi informasi dan komunikasi menjadi alat efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Saya mengundang generasi milenial untuk terlibat dalam berbagai program dan inisiatif yang mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mas Dar dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Wamentan menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan generasi muda. Menurutnya, sektor pertanian membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya terampil tetapi juga inovatif, terutama dalam pengelolaan sumber daya, pemasaran, dan distribusi produk.

“Kita harus menciptakan platform digital yang memfasilitasi interaksi antara petani dan konsumen, sekaligus mendukung usaha kecil dan menengah di bidang pertanian,” tambahnya.

Dengan kolaborasi dan pemanfaatan teknologi, Wamentan optimis bahwa generasi milenial dapat menjadi pilar penting dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan serta menghadapi tantangan pangan di masa depan.

Mas Dar juga menyoroti fakta bahwa sektor pertanian Indonesia saat ini didominasi oleh generasi tua. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 38,02 persen petani adalah generasi baby boomers (41-56 tahun), sementara petani muda hanya mencapai 21,93 persen atau sekitar 6,2 juta orang. Kondisi ini menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian, yang berupaya mendorong regenerasi petani.

Kementerian Pertanian meluncurkan beberapa program unggulan, termasuk Duta Petani Milenial (DPM) dengan target 2,5 juta partisipan hingga tahun 2024. Program lainnya seperti Duta Petani Andalan (DPA), Penerapan Digitalisasi Pertanian (PDP), dan Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) bertujuan untuk meningkatkan jumlah petani muda serta mengirim mereka magang ke luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Tahun 2019, petani milenial didefinisikan sebagai mereka yang berusia 19-39 tahun dan adaptif terhadap teknologi digital. Program ini dirancang untuk memperkuat perekonomian masyarakat pertanian, menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan meningkatkan produksi pangan serta peternakan.

Sementara itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pemuda Tani Indonesia mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian dalam regenerasi petani melalui berbagai program inovatif, seperti Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dan Duta Petani Milenial.

Sekretaris Jenderal DPP Pemuda Tani Indonesia, Suroyo, menyampaikan pentingnya pendekatan holistik untuk menarik minat generasi muda ke sektor pertanian. “Data sensus pertanian 2023 menunjukkan hanya 22% generasi muda aktif di sektor pertanian. Kita perlu meningkatkan angka ini untuk menghadapi tantangan masa depan,” jelas Suroyo.

Ia juga memuji program Brigade Pangan yang melibatkan pemuda dalam agribisnis komoditas pangan di 12 provinsi. Suroyo percaya bahwa insentif dan akses teknologi pertanian akan memotivasi generasi muda untuk terjun ke bidang ini. Ia mengingatkan bahwa dalam menghadapi tantangan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), adaptasi dan kompetensi generasi muda menjadi kunci penting.

“Adaptasi terhadap perubahan sangat penting untuk menghadapi ketidakpastian iklim dan kebutuhan pasar,” tutupnya.

 

Berita Terkait Lainnya