- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Selasa, 24 Desember 2024 | 10:09 WIB
: Foto: ANTARA
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk menyukseskan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan (multiplier effect) bagi masyarakat di sektor kelautan dan perikanan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, KKP menggandeng berbagai pemangku kepentingan dalam acara temu mitra yang dihadiri oleh 100 peserta. Peserta ini terdiri dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, BUMN, koperasi, organisasi masyarakat, media, asosiasi, dan pelaku usaha startup.
"Kami siap mendukung kesuksesan program MBG karena dampaknya sangat positif, baik dari sisi peningkatan konsumsi protein maupun pertumbuhan ekonomi," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10/2024).
Sebagai negara maritim, Budi percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah kekurangan gizi dan mencapai swasembada protein. Ia mengajak seluruh pihak untuk berkomitmen menjadikan ikan sebagai sumber protein utama bagi masyarakat. Terlebih, asupan protein harian masyarakat Indonesia masih berada di angka 62,32 gram per kapita per hari, jauh di bawah negara maju yang sudah mencapai 100 gram per kapita per hari.
"Kita adalah negara maritim dengan sumber daya ikan yang melimpah. Kami yakin kita bisa meningkatkan asupan protein hingga 100 gram per kapita per hari seperti negara-negara maju. Namun, cita-cita besar ini memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak," jelasnya.
Kolaborasi untuk Hilirisasi Produk Perikanan
Dalam diskusi mengenai kemitraan strategis guna meningkatkan asupan protein dari ikan, Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Nasional, Prof. Djoko Maryono, menekankan pentingnya hilirisasi produk perikanan. Menurutnya, hilirisasi ini memungkinkan inovasi produk ikan yang lebih menarik bagi generasi Z, seperti produk siap saji.
"Generasi Z lebih menyukai produk ikan yang siap dikonsumsi, bukan ikan utuh. Oleh karena itu, inovasi dari industri perikanan perlu terus dikembangkan," ungkap Djoko.
Ia juga menekankan bahwa Program MBG dapat menjadi momentum untuk meningkatkan konsumsi protein ikan, terutama di kalangan anak sekolah. Namun, ia mengingatkan bahwa ibu hamil juga perlu mendapat perhatian agar mengonsumsi ikan, sehingga bayi yang dilahirkan bisa tercukupi kebutuhan proteinnya.
"Anak yang lahir dengan kekurangan protein berisiko mengalami penurunan IQ dan masalah kesehatan degeneratif di masa tua," tambahnya.
Strategi Sosialisasi dan Penciptaan Tren Konsumsi Ikan
Sementara itu, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof. Agus Trianto, menekankan pentingnya menciptakan figur idola dalam kampanye konsumsi ikan. Strategi ini dinilai penting mengingat generasi Z cenderung memiliki fear of missing out (FOMO) terhadap tren tertentu.
"Generasi Z mudah terpengaruh oleh tren. Sosialisasi Gemarikan perlu menciptakan tren baru agar konsumsi ikan menjadi gaya hidup yang diikuti banyak orang," jelas Agus.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan pentingnya ikan sebagai lauk utama dalam program Makanan Bergizi Gratis. Menurut Trenggono, ikan memiliki kandungan protein yang lengkap serta Omega-3, yang sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan anak dan mencegah stunting. Kandungan gizi yang tinggi ini menjadikan ikan sebagai pilihan terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.