- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 26 Desember 2024 | 21:34 WIB
: Kegiatan Drilling di salah satu lapangan Utara di Wilayah Kerja Rokan - PHR/ foto: Pertamina
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 8 Oktober 2024 | 18:19 WIB - Redaktur: Untung S - 292
Jakarta, InfoPublik – Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil melakukan efisiensi senilai Rp248 miliar pada 2024 melalui penerapan metode cluster drilling di Lapangan Petani. Inovasi itu mempercepat proses pemboran dan menekan biaya pengadaan serta konstruksi tapak sumur secara signifikan.
Biasanya, pemboran dan konstruksi satu sumur dilakukan di satu tapak (wellpad). Prosesnya melibatkan pembebasan lahan, stabilisasi tapak, penyediaan akses jalan, jaringan listrik, hingga pembangunan pipa-pipa distribusi. Namun, melalui metode clustering drilling, beberapa sumur dapat dibor di atas satu tapak dengan menggunakan teknik directional drilling, yang memungkinkan penghematan waktu dan biaya.
“Sejak PHR mengambil alih Wilayah Kerja Rokan pada 2021, Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan utama dengan produksi minyak terbesar. Inovasi seperti cluster drilling perlu dilakukan untuk mencapai target pemboran yang terus meningkat,” ujar Andre Wijanarko, EVP Upstream Business PHR, pada Selasa (8/10/2024).
Andre juga menambahkan bahwa metode ini mengurangi pergerakan rig secara zig-zag dari satu tapak ke tapak lain, yang mengurangi potensi insiden serta memangkas sekitar 15% biaya pemboran, mulai dari pembebasan lahan hingga penyediaan tanah timbun dan potensi masalah sosial.
Tim Asset Development (AD) North, yang bertanggung jawab atas inisiatif ini, menjelaskan bahwa cluster drilling terinspirasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore), di mana beberapa sumur ditempatkan di satu platform. Tim AD North juga menerapkan transformasi digital dan otomasi yang disebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location), yang memanfaatkan evaluasi reservoir, AMDAL, dan potensi kolisi dengan sumur eksisting, semua dikalkulasi dengan bantuan Artificial Intelligence.
Dengan metode ini, PHR menargetkan penyelesaian 50 sumur di Lapangan Petani pada tahun 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pemboran sejak alih kelola pada 2021-2022.
“Kami sangat mengapresiasi inovasi dari orang-orang muda di PHR yang mampu menghemat biaya, mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, serta meningkatkan produksi,” ujar Rikky Rahmat Firdaus, Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut.
Penerapan cluster drilling juga direncanakan di Lapangan Hiu, Gulamo, dan Obor pada tahun 2025. Inovasi ini menunjukkan potensi besar untuk diterapkan pada kampanye pemboran masif di lapangan onshore lainnya, termasuk pengembangan pattern waterflood, CEOR, dan lapangan-lapangan Migas di WK Rokan maupun wilayah lainnya.