- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 16:00 WIB
: penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina New & Renewable Energy/Pertamina NRE) dan Genvia—Perusahaan asal Prancis dengan fokus pada riset elektrolisis berbasis Solid Oxide Electrolyzer (SOEL)/ foto: Pertamina
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 1 Oktober 2024 | 13:10 WIB - Redaktur: Untung S - 377
Jakarta, InfoPublik – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) berkomitmen untuk mempercepat pengembangan energi hidrogen hijau skala komersial melalui pemanfaatan energi panas bumi. Salah satu langkah konkret adalah inisiatif pilot project hidrogen hijau di PGE Area Ulubelu, yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru di luar sektor ketenagalistrikan.
Pengembangan hidrogen hijau ini bertujuan untuk meningkatkan keekonomian dengan menurunkan Levelized Cost of Green Hydrogen (LCOGH) melalui pemilihan teknologi yang tepat. Salah satu langkah penting yang diambil PGE adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Genvia, perusahaan asal Prancis yang mengembangkan teknologi Solid Oxide Electrolyzer (SOEL), yang dapat mengurangi penggunaan listrik dalam produksi hidrogen hingga 30 persen.
Penandatanganan MoU ini dilakukan di Paris, Prancis, pada ajang Indonesia-France Business Forum pada 26 September 2024 lalu. Acara tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako, dan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar. MoU ini mengatur kerja sama studi bersama untuk pengembangan hidrogen rendah karbon dengan memadukan teknologi SOEL dari Genvia dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) combined heat and power (CHP) milik PGE.
Kerja sama ini berawal dari kesepakatan pada Juli 2024 antara Pertamina NRE dan Genvia terkait integrasi energi panas bumi dengan teknologi SOEL. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi model bisnis hidrogen hijau yang kompetitif di pasar global.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyambut baik kemitraan ini sebagai langkah strategis yang memperkuat komitmen PGE dan Pertamina Group dalam mengembangkan energi hijau. "Kemitraan ini membuka peluang besar untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia secara non-konvensional dan menciptakan sumber pendapatan baru," ujar Julfi Hadi, dikutip dari siaran pers Pertamina pada Selasa (1/10/2024).
Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis, menambahkan bahwa kolaborasi ini mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan memperkuat upaya dekarbonisasi global. "Kolaborasi dengan Genvia ini akan mempercepat produksi hidrogen hijau dan memaksimalkan potensi energi hijau di Indonesia," tuturnya.
Genvia, sebuah perusahaan patungan publik-swasta dari Prancis, didirikan oleh organisasi terkemuka seperti CEA, Schlumberger, Vinci Construction, Vicat, dan pemerintah daerah Occitanie, untuk mempercepat pengembangan teknologi hidrogen bersih.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina memiliki 15 wilayah kerja panas bumi, yang menjadikan perusahaan ini sangat siap untuk mengembangkan hidrogen hijau di Indonesia. "Pengembangan hidrogen hijau merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mengurangi emisi dan mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060," kata Fadjar.
Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina terus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan mengadopsi prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya.