Pertamina NRE dan Genvia Teken MoU untuk Produksi Hidrogen Hijau Berbasis Geothermal

: Perjannian kolaborasi untuk dalam mengembangkan produksi hidrogen hijau melalui integrasi teknologi solid oxide electrolyzer (SOEL) canggih dengan sumber panas geothermal/ foto: pertamina


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Minggu, 29 September 2024 | 08:22 WIB - Redaktur: Untung S - 105


Jakarta, InfoPublik – PT Pertamina Power Indonesia (“Pertamina NRE”), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (“PGE”), dan Genvia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk berkolaborasi dalam mengembangkan produksi hidrogen hijau. Proyek itu akan mengintegrasikan teknologi solid oxide electrolyzer (SOEL) canggih dengan sumber panas bumi dari PGE. Penandatanganan dilakukan dalam Indonesia-France Business Forum pada 26 September 2024.

MoU ini mencakup kajian teknis dan ekonomis atas penggunaan teknologi SOEL suhu tinggi milik Genvia untuk mengurangi konsumsi energi dalam produksi hidrogen hijau. Kajian tersebut akan dilakukan di salah satu lokasi geothermal PGE.

“Kami sangat antusias dengan kolaborasi bersama Genvia yang akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Kerja sama ini merupakan langkah penting untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan memanfaatkan potensi energi hijau Indonesia, seperti panas bumi, guna mengurangi emisi karbon,” ujar John Anis, CEO Pertamina NRE, dikutip dari siaran pers Pertamina pada Sabtu (28/9/2024).

PGE, anak perusahaan dari Pertamina NRE, akan menyediakan sumber panas bumi untuk studi ini. Kolaborasi ini memanfaatkan keahlian PGE dalam energi panas bumi serta portofolio energi bersih Pertamina NRE yang mencakup energi terbarukan, hidrogen hijau, penyimpanan baterai, kendaraan listrik, dan bisnis karbon.

CEO Genvia, Florence Lambert, menyampaikan optimismenya, “Kami melihat potensi besar dalam menggabungkan teknologi SOEL suhu tinggi dengan sumber daya panas bumi Indonesia yang melimpah, untuk menciptakan efisiensi baru dalam produksi hidrogen hijau.”

Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monaco, dan UNESCO, Mohamad Oemar, juga menyambut positif kolaborasi ini. “Kami berharap kerja sama ini mempercepat langkah Indonesia menuju nol emisi,” ujarnya.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa pengembangan hidrogen bersih adalah bagian dari inisiatif transisi energi Pertamina yang mendukung program bisnis hijau. "Kolaborasi ini akan mempercepat pencapaian target energi baru terbarukan di Indonesia," kata Fadjar.

Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 29 September 2024 | 08:18 WIB
Gelaran MotoGP di Mandalika Tingkatkan Ekonomi Lokal hingga 80 Persen
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 29 September 2024 | 08:16 WIB
"Indonesia dan Belgia Jajaki Kerja Sama Perdagangan Berkelanjutan untuk Masa Depan Hijau
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Sabtu, 28 September 2024 | 05:10 WIB
PT Pos Indonesia Rilis Prangko NFT, Langkah Awal Masuki Ekonomi Digital
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 27 September 2024 | 15:19 WIB
Wisatawan Mancanegara Padati Lombok Hadiri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 27 September 2024 | 13:39 WIB
Aset Pertamina Tumbuh 32 Persen Pascarestrukturisasi, Capai USD91,1 Miliar pada 2023
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 27 September 2024 | 11:00 WIB
Meningkat di Peringkat EGDI, Indonesia Masih Harus Atasi Kesenjangan Digital