Presiden Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana di SGAR Mempawah Kalbar

: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). (Foto: Tangkapan layar YouTube BPMI Setpres)


Oleh Untung Sutomo, Selasa, 24 September 2024 | 15:36 WIB - Redaktur: Untung S - 90


Mempawah, InfoPublik - Indonesia semakin dekat dengan visi menjadi negara industri setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Injeksi Bauksit Perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia, yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), pada Selasa (24/9/2024). Peresmian itu menandai tonggak penting dalam upaya hilirisasi sumber daya alam Indonesia, sekaligus mengakhiri ekspor bahan mentah yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pembangunan smelter itu adalah bagian dari upaya strategis untuk menghentikan kebiasaan lama ekspor bahan mentah dan mengolah sumber daya alam di dalam negeri. Menurutnya, langkah itu akan membawa keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia, dengan nilai tambah yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan negara.

Selama bertahun-tahun, Indonesia mengekspor bahan mentah yang kemudian diolah oleh negara-negara maju, yang pada akhirnya meraih keuntungan jauh lebih besar. Presiden Jokowi menyebut, saat ini Indonesia harus menghentikan ekspor bahan mentah seperti bauksit dan memaksimalkan potensi industrinya sendiri.

“Setop mengekspor bahan-bahan mentah, olah sendiri, karena nilai tambahnya akan diperoleh masyarakat dan negara,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya. Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah untuk menyongsong masa depan Indonesia sebagai negara industri yang mampu mengelola sumber daya alamnya secara mandiri dan berkelanjutan.

Kesuksesan hilirisasi produk nikel yang diterapkan sejak 2020 menjadi bukti nyata. Sebelum ada kebijakan penghentian ekspor nikel mentah, Indonesia hanya menghasilkan USD1,4 hingga USD2 miliar dari ekspor ini. Namun, setelah hilirisasi diberlakukan, nilai tambah dari nikel melonjak drastis menjadi USD34,8 miliar pada 2023.

Menurangi Ketergantungan Impor Aluminium

Presiden Jokowi juga menyoroti besarnya kebutuhan aluminium di dalam negeri, yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Saat ini, sekitar 56 persen dari kebutuhan tersebut masih dipenuhi melalui impor. Dengan keberadaan smelter baru ini, diharapkan impor aluminium bisa dihentikan, yang akan menghemat devisa negara hingga USD3,5 miliar setiap tahun.

“Smelter ini akan memproses bauksit menjadi alumina, dan dari sana kita bisa memproduksi aluminium sendiri, mengurangi ketergantungan impor,” jelas Jokowi. Smelter PT Borneo Alumina itu akan mengirimkan alumina ke PT Inalum di Kuala Tanjung untuk diolah lebih lanjut menjadi aluminium, sehingga menciptakan ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Dengan investasi sebesar Rp16 triliun, pembangunan smelter ini menjadi simbol kebangkitan industrialisasi Indonesia. Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia tidak akan berhenti di sini. Selain proyek smelter di Mempawah, beberapa smelter lain sedang dalam tahap pembangunan, termasuk di Sumbawa dan oleh PT Freeport.

Proyek-proyek itu menjadi bagian dari upaya besar Indonesia untuk memaksimalkan potensi industri domestiknya, mengurangi ketergantungan pada impor, dan meningkatkan daya saing di pasar global. Presiden Jokowi berharap pembangunan smelter ini menjadi awal dari babak baru industrialisasi Indonesia, yang mampu memanfaatkan kekayaan alamnya sendiri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Menuju Masa Depan Ekonomi yang Lebih Mandiri

Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya visi besar untuk masa depan ekonomi Indonesia. “Kita harus berhenti hanya sebagai pengekspor bahan mentah dan mulai mengambil peran sebagai produsen utama yang menambah nilai di dalam negeri,” tegas Kepala Negara.

Dengan ekosistem industri yang terintegrasi dan keberhasilan smelter PT Borneo Alumina, Indonesia siap melangkah lebih jauh dalam mewujudkan visi sebagai negara industri. Peresmian Injeksi Bauksit Perdana ini adalah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih mandiri dalam mengolah sumber daya alamnya, mengurangi ketergantungan pada pihak luar, dan menempatkan Indonesia di peta industri global sebagai produsen aluminium dan nikel yang kuat.

Keberhasilan itu bukan hanya tentang peningkatan nilai tambah, tetapi juga tentang penciptaan lapangan kerja baru, pengembangan infrastruktur industri, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.

"Dengan semangat dan komitmen yang kuat, Indonesia siap memasuki era baru industrialisasi yang berfokus pada keberlanjutan dan kemandirian ekonomi," pungkas Presiden Jokowi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Untung Sutomo
  • Selasa, 24 September 2024 | 15:46 WIB
Presiden Jokowi Tinjau Stabilitas Harga Bahan Pokok di Pasar Mawar Pontianak
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 September 2024 | 18:35 WIB
Bakamla Temukan Dua Korban Tenggelam dari Kapal KM Karya Sempurna 7 di Kalbar
  • Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
  • Senin, 23 September 2024 | 22:37 WIB
Pemprov Kalbar Optimis Event Pesona Kulminasi Kembali Masuk dalam KEN 2025
  • Oleh Untung Sutomo
  • Minggu, 22 September 2024 | 07:27 WIB
Presiden Jokowi Terima Kunjungan SBY, Bahas Langkah Global untuk Basmi Malaria