- Oleh Wandi
- Sabtu, 23 November 2024 | 08:00 WIB
: Rapat virtual Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan atas) dengan Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan tengah) dan unsur BMKG (kanan bawah) terkait prakiraan cuaca, modifikasi cuaca, dan pembangunan IKN. Foto : BMKG
Oleh Dian Thenniarti, Sabtu, 7 September 2024 | 11:34 WIB - Redaktur: Untung S - 315
Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan, Kalimantan Timur, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengalami peningkatan signifikan awan hujan dengan kategori tinggi. Oleh karenanya, modifikasi cuaca di wilayah IKN dan sekitarnya akan diperpanjang hingga 12 September 2024, guna meminimalkan dampak hujan ekstrem, dan mengurangi risiko bencana yang mungkin timbul.
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa rasio keberhasilan modifikasi cuaca yang dilakukan di Ibu Kota Nusantara (IKN) mencapai 93 persen sejak dimulai pada 4 Juli hingga 31 Agustus 2024.
Meskipun angka keberhasilan tersebut sangat tinggi, BMKG memperingatkan bahwa Kalimantan Timur, termasuk IKN, akan mengalami potensi pertumbuhan awan hujan yang signifikan dalam waktu dekat.
"Pada periode 3-9 September, perlu diwaspadai adanya peningkatan pertumbuhan awan kategori tinggi, terutama di IKN dan hampir seluruh Kalimantan. Pertumbuhan awan yang semakin meluas ini memerlukan perhatian khusus," jelas Dwikorita sebagaimana dikutip InfoPublik pada Sabtu (7/9/2024).
Menjelang September, Kalimantan Timur akan memasuki fase transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Proyeksi cuaca menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah ini diperkirakan akan mencapai 200 mm, dengan intensitas hujan yang diprediksi berada di atas rata-rata normal.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tri Handoko Seto menambahkan, dengan karakteristik hujan sepanjang tahun yang ada, terdapat potensi risiko bencana banjir dan longsor yang besar.
"Untuk itu, kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi curah hujan di wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami bencana seperti banjir dan tanah longsor," ucapnya.
Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG telah mengimplementasikan berbagai metode modifikasi cuaca yang meliputi pembentukan awan dan pengendalian curah hujan melalui teknik-teknik ilmiah yang telah terbukti efektif.
BMKG bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk merencanakan dan melaksanakan modifikasi cuaca secara terkoordinasi.
Dalam kesempatan itu juga, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, untuk menghindari gangguan pembangunan IKN akibat cuaca dan risiko bencana, maka perlu dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca atau OMC.
Lebih lanjut, Menko PMK, Muhadjir mengatakan, Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan pemerintah di IKN adalah upaya untuk meminimalkan risiko bencana, sehingga masyarakat tetap aman, dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur fisik IKN termasuk pembangunan Bandara VVIP dapat selesai tepat waktu.
"Kita harapkan kalau tidak ada bencana banjir dan tanah longsor atau hujan yang tidak bisa dikendalikan itu bisa dicegah maka target bisa dipenuhi," imbuhnya.