: Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila saat memberikan sambutannya pada acara halalbihalal, di di Graha Vetma BBVF Pusvetma, Surabaya, Kamis (18/4/2024). Foto : Haenry MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 19 April 2024 | 10:14 WIB - Redaktur: Juli - 108
Surabaya, IfnoPublik – Realisasi produksi vaksin untuk pencegahan penularan penyakit dari hewan ke manusia oleh Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya terus mengalami peningkatan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila saat memberikan sambutannya pada kegiatan Pembinaan SDM bertajuk ‘Kolaborasi Tingkatkan Prestasi’ yang dikemas dalam acara halalbihalal, pada Kamis (18/4/2024), di Graha Vetma BBVF Pusvetma, Surabaya.
“Dari realisasi produksi vaksin, juga semakin meningkat seiring dengan kebuhtuhan vaksin. Tetapi juga tergantung dari situasi kondisi status penyakit yang ada di Indonesia. Produksi vaksin kurang lebih ada delapan dan tujuh juta dosis setiap tahunnya, sesuai dengan target yang ditetapkan,” sebut Edy.
Lebih lanjut, Edy menerangkan, dari segi pemasaran dan distribusi tentunya juga mencapai hal yang hampir sama, yakni sekitar enam juta sampai tujuh juta dosis, serta untuk sampel Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK. "Karena kita sebagai lab preference dengan adanya kasus PMK, kemarin sampel PMK kita semakin meningkat. Yakni, ada 17 ribu sampel yang kita uji,” terangnya.
Sebagai lembaga yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Pertanian (Kementan), Edy menjelaskan, Pusvetma merupakan lembaga satu-satunya yang bertugas memproduksi vaksin, antigen, antisera, dan pengendalian penyakit hewan supaya tidak menular ke manusia.
“Peran strategis Pusvetma di dalam sistem kesehatan hewan nasional ini ada dua. Pertama, yakni sebagai yang memandatory laboratorium preference PMK sesuai dengan awal berdirinya Pusvetma. Maka, kita tentunya punya success story dalam pembebasan PMK dari tahun 1952 sampai dinyatakan bebas pada 1986,” jelasnya.
Menurutnya, etelah bebas dari PMK selama 32 tahun, kemudian tahun 2022 kemarin PMK masuk ke Indonesia. ini menjadi PR bagi kita semua kita berharap sudah punya roadmap terhadap pembebasan PMK tahap kedua ini. Yaitu Indonesia bebas PMK tahun 2035. Mudah-mudahan nanti dengan support berbagai pihak kita bisa mewujudkan kembali Indonesia bebas PMK 2035,” sambung Edy.
Sedangkan fungsi peran Pusvetma yang kedua, Edy pun menjelaskan, yaitu sebagai produsen vaksin dan berperan secara biologic. Peran ini, menurut Edy, merupakan peran operator produsen vaksin yang digunakan untuk sistem pencegahan penularan penyakit dari hewan ke manusia.
“Selain itu juga, memberikan jaminan kepada manusia bahwa ternak yang dikonsumsi, atau protein hewani yang dikonsumsi itu sehat, aman, utuh dan halal serta layak dikonsumsi. Sehingga harapannya dengan peningkatan produktivitas ternak, kita membantu dalam hal ketahanan pangan dari sumber protein hewani,” ujar Edhy.
Terkait denan Pusvetma yang berperan sebagai satuan kerja layanan umum, Edhy mengungkapkan, terdapat target dan realisasi pendapatan kontrak kinerja dengan Menteri Keuangan, dan Dirjen Perternakan selaku atasan langsung.
“PNBB kita dari Pusvetma ini dari tahun ke tahun semakin meningkat kurang lebih di bawah 10 miliyar. Tahun 2022, 22 miliyar, dan tahun 2023 hampir 25 miliyar. Harapannya nanti kita bisa meningkatkan PNBB ini secara gradual dan memberikan kontribusi sumbangsih kepada bangsa ini dalam hal pendapatan negara bukan pajak,” ungkap Edy.
Sebagai balai besar Unit Eselon II B di Indonesia, Edy menuturkan, Pusvetma memiliki fasilitas layanan yang sangat lengkap. Yakni, fasilitas layanan informasi publik, layanan elektronik, petugas layanan publik, displai produk, dan layanan-layanan yang menunjang kegiatan yang ada di Pusvetma.
“Teknologi yang kita kembangkan disini juga sudah menerapkan teknologi bioteknologi yang merupakan pengembangan teknologi biologi modern. Yaitu dengan berbasis kultur jaringan dan berbasis sequencing DNA dan PCR. Beberapa fasilitas kita juga sudah up grade menjadi fasilitas GSL 2Plus sebagai syarat produsen vaksin antigen dan antisera yang menerapakn teknologi kultur jaringan,” tutur Edy.
Dengan peran Pusvetma tersebut, Edy berharap, ke depan dapat semakin berprestasi dan menghasilkan produk bermutu, serta bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan negara, mampu mendukung program Kementan, untuk meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan dari sub sektor perternakan kesehatan hewan dengan tercukupinya kebutuhan protein hewani yang aman, sehat utuh, dan halal.
“Dapat mencegah penyakit zoonosis menular dari hewan ke manusia. Tentunya, ini memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, maka di kesempatan yang berharga ini saya berharap mari kita mempererat tali silaturahmi sekaligus Pusvetma semoga menjadi instansi yang bermanfaat bagi sekitar kita,” pungkasnya. (MC Jatim/ida-vin)