Lemhanas Turut Perkuat Strategi Pengembangan Kelapa Sawit

: Lemhanas RI kolaborasi dengan Yayasan Benteng Merah Putih Menggelar SGD “Strategi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kredit Karbon dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca”, Senin (29/4/2024) di Ruang Dwi Warna Purwa, Kantor Lemhanas RI, Jakarta. Foto. Humas Lemhanas RI.


Oleh Fatkhurrohim, Selasa, 30 April 2024 | 04:25 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 165


JAKARTA Infopublik – Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Letjen TNI Eko Margiyono secara resmi membuka Seminar Group Discussion (SGD) “Strategi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kredit Karbon dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca”, Senin (29/4/2024) di Ruang Dwi Warna Purwa, Kantor Lemhanas RI, Jakarta.

Dalam SGD hasil kolaborasi antara Yayasan Benteng Merah Putih bersama Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) ini menjadi tonggak penting dalam konteks isu lingkungan, terutama perubahan iklim yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.

“Perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian kita. Oleh karena itu, mempertimbangkan strategi pengembangan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan bukan hanya suatu pilihan, tetapi menjadi suatu keharusan,” kata Eko Margiyono.

Wakil Gubernur Lemhanas berharap SGD ini dapat menjadi forum yang produktif, di mana gagasan dan solusi-solusi inovatif dapat terus bermunculan. Hasil seminar tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mencapai berkelanjutan untuk memperkuat kerja sama antar instansi.

“Dengan sinergi yang kuat dan komitmen yang kokoh, saya yakin kita dapat mencapai tujuan-tujuan kita dalam menjaga keberlanjutan perkebunan kelapa sawit serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan perubahan iklim,” ujar Eko Margiyono.

Sementara itu Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Reni Mayerni, menyampaikan tujuh rekomendasi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kredit karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pertama peningkatan ketersediaan lahan untuk menunjang keberlanjutan kelapa sawit. Kemudian kedua, peningkatan penelitian dan penggunaan teknologi inovasi di sektor sawit guna mengurangi emisi karbon. ketiga peningkatan daya saing kelapa sawit melalui strategi branding.

Selanjutnya keempat, peningkatan penguasaan dan pengelolaan data karbon-sawit. Kelima, peningkatan efektivitas pengawasan, pengendalian. Keenam, penegakkan hukum pada kelapa sawit.

Terakhir yaitu pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan kerja sama antar lembaga untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit.

 

Berita Terkait Lainnya