Presiden Resmikan Pembangunan Bendungan dan Jaringan Irigasi di Sulteng

: Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki dan Menkes Budi Gunadi meresmikan Rehabilitasi dan Rekontruksi Irigasi Bendung dan Jaringan di Sulteng/Foto: Biro Komunikasi Publik KemenPUPR


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 27 Maret 2024 | 16:23 WIB - Redaktur: Untung S - 274


Jakarta, InfoPublik – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bendung dan Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Gumbasa dengan layanan irigasi seluas 8.180 hektare (ha). 

Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya untuk terus melaksanakan pembangunan dan melanjutkan rehabilitasi infrastruktur,  termasuk bendung dan jaringan irigasi untuk memastikan ketersediaan air bagi sawah, air bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian. 

"Kita juga perlu terus membangun dan melanjutkan rehabilitasi dan rekonstruksi jaringan irigasi untuk pemulihan sektor pertanian termasuk daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca bencana tsunami dan likuifaksi 2018. Rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) di Gumbasa telah dimulai sejak 2016, kemudian terjadi bencana di 2018, dan alhamdulillah di 2024 selesai," kata Presiden Jokowi ketika memberikan sambutan dalam peresmian Rehabilitasi dan Jaringan Irigasi di Kabupaten Sigi, Sulteng pada Rabu (27/3/2024).

Presiden juga mengatakan bahwa rehabilitasi itu untuk meningkatkan indeks penanaman sebesar 151 persen dan juga meningkatkan produktivitas pertanian sehingga petani menjadi sejahtera.

"Itu akan mengoptimalkan daerah layanan seluas 8.180 hektar persawahan dan meningkatkan indeks penanaman dari semula 149 persen menjadi 300 persen. Saya harap dengan rehabilitasi dan rekonstruksi Daerah Irigasi Gumbasa ini meningkatkan produktivitas pertanian kita, mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan petani," kata Presiden Jokowi dalam siaran pers yang diterima InfoPublik pada Rabu (27/3/2024).

Dilansir dari data Kementerian PUPR, Rehabilitasi Daerah Irigasi Gumbasa sendiri membutuhkan biaya yang tidak sedikit yakni sebesar Rp1,25 triliun yang dipergunakan untuk rekonstruksi satu bendung, 35 kilometer saluran primer, 52 kilometer saluran sekunder, 120 kilometer saluran tersier dan 82 kilometer saluran pembuang. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa irigasi di kawasan hulu Sungai Gumbasa berfungsi untuk mengairi lahan pertanian subur pada sentra pangan prioritas .

Sejalan dengan pernyataan Menteri PUPR, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia mengatakan bahwa dengan telah diperbaikinya Irigasi Gumbasa, saat ini sawah seluas 894 hektare termasuk 190 hektare lokasi panen yang dikunjungi Presiden Jokowi sudah bisa ditanami padi 3 kali sejak 2023.  Hal ini karena air yang berada di kawasan ini sudah sangat berkecukupan untuk melakukan pertanian.

"Peningkatan indeks penanaman dapat dilakukan karena Irigasi Gumbasa memiliki Debit Andalan sebesar 33 meter kubik per detik, sedangkan debit yang dibutuhkan untuk mengairi 8.180 hektare sawah hanya sekitar 13 meter kubik per detik. Jadi air di kawasan pangan ini sangat berkecukupan," kata Dirjen Bob.

Seorang petani di Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi Azhar mengatakan bahwa saat ini air sudah sangat mencukupi untuk 3 kali bertani dengan sebelumnya hanya dua kali.

"Sehingga kami saat ini sudah bisa tiga kali tanam dan panen, sebelumnya kami maksimal hanya bisa dua kali tanam, yakni 1 kali tanam padi, 1 kali tanam palawija" ujar Petani Azhar.

DI Gumbasa terletak di  area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu yang melayani 5 Kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu yaitu: Kecamatan Gumbasa,Tanambulaya, Dolo, Sigi Biromaru dan Palu Selatan. DI Gumbasa yang dibangun pada tahun 1931 pada mulanya hanya berupa free intake dengan suplai air dari Sungai Gumbasa, kemudian oleh Departemen Pekerjaan Umum (PU) dibangun menjadi bendung permanen pada tahun 1976.

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Country Director Asian Development Bank Indonesia Jiro Tominaga, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR Ismail Widadi, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 28 April 2024 | 17:12 WIB
Menanti Peran Pemuda di World Water Forum ke-10
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 27 April 2024 | 20:45 WIB
Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum ke-10
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 27 April 2024 | 10:10 WIB
World Water Forum ke-10 Jadi Penentu Strategi Pengelolaan Air Dunia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 26 April 2024 | 11:29 WIB
Menteri PUPR Apresiasi Peran HPJI Dukung Pembangunan Jalan Tol
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 26 April 2024 | 11:12 WIB
PUPR Tangani Kawasan Kumuh Talumolo, Angkat Potensi Ekonomi Lokal Gorontalo
  • Oleh Putri
  • Kamis, 25 April 2024 | 11:39 WIB
Menkes: Konsep Kesehatan Baru, Menjaga Orang Tetap Sehat