: Dirjen IKMA Kemenperin Reny Yanita hadir dalam Acara Peresmian Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra yang berlokasi di Jalan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto
Oleh Baheramsyah, Selasa, 13 Februari 2024 | 23:38 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 151
Jakarta, InfoPublik - Pembangunan dan revitalisasi sentra industri kecil dan menengah (IKM) menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak potensi daerah melalui pengembangan inovasi dan kreativitas para pelaku IKM di sentra tersebut.
Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian terus konsisten mendorong pemerintah daerah agar dapat memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang IKM untuk melakukan pembangunan atau revitalisasi sentra IKM, antara lain di sektor batik, demi menciptakan para perajin batik yang lebih berdaya saing.
“Keberadaan sentra IKM batik diharapkan dapat melahirkan banyak diversifikasi produk batik seperti produk home decor, tas, sepatu, maupun busana yang akan dipasarkan secara luas, di dalam dan luar negeri,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Pekan lalu (7/2/2024), Dirjen IKMAhadir dalam Acara Peresmian Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra yang berlokasi di Jalan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Acara tersebut turut dihadirioleh Pj. Walikota Mojokerto, Muhammad Ali Kuncoro, serta Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Muhammad Gunawan Saleh.
Dirjen IKMA mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Mojokerto yang memanfaatkan anggaran DAK Fisik Bidang IKM Tahun 2023 untuk program revitalisasi Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra di Kota Onde-onde ini. Reni mengungkapkan, Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto memanfaatkan dana tersebut tak hanya untuk pelatihan ataupun pendampingan bagi pelaku IKM batik, tetapi juga untuk penyusunan bentuk layanan sentra, proses bisnis, branding, peluang kemitraan, dan ekspor.
Dirjen IKMA mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Mojokerto yang memanfaatkan anggaran DAK Fisik Bidang IKM Tahun 2023 untuk program revitalisasi Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra di Kota Onde-onde ini. Reni mengungkapkan, Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto memanfaatkan dana tersebut tak hanya untuk pelatihan ataupun pendampingan bagi pelaku IKM batik, tetapi juga untuk penyusunan bentuk layanan sentra, proses bisnis, branding, peluang kemitraan, dan ekspor.
“Fasilitasi gedung sentra IKM Batik Maja Brama Wastra ini juga diharapkan dapat membantu para pelaku industri batik di Kota Mojokerto dalam meningkatkan kemampuan, kreativitas, dan produktivitas yang berwawasan lingkungan,” paparnya.
Menurut Reni, pelaksanaan program revitalisasi sentra IKM batik sejalan dengan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata Indonesia dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Sebab dengan adanya peningkatan kapasitas IKM di sentra batik tersebut, maka terbuka peluang sangat besar bagi para pelaku IKM Batik di Kota Mojokerto untuk dapat memenuhi permintaan, baik dari sektor pengadaan barang pemerintah maupun sektor swasta, pariwisata, dan masyarakat yang menginginkan keunikan produk batik khas Mojokerto,” tuturnya.
Ditjen IKMA Kemenperin mencatat, hingga tahun 2023, terdapat 201 sentra industri batik yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat 62 sentra IKM batik yang berada di Provinsi Jawa Timur, salah satunya terletak di Kota Mojokerto. Sementara itu, sampai tahun 2023, sentra batik yang dibangun dari fasilitas DAK terdapat di 15 daerah, salah satunya adalah sentra IKM Batik Maja Barama Wastra.
“Kami yakin perajin nantinya juga mampu melakukan promosi secara lebih ekonomis dan berkelanjutan melalui fasilitas yang telah disediakan di dalam sentra batik ini,” imbuhnya.
Reni berharap, Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra yang berdiri di atas lahan seluas 5.300 meter persegi tersebut, kelak dapat menjadi sentra percontohan yang proses bisnisnya dikelola secara mandiri, akuntabel dan profesional, serta menunjukkan kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, pelaku IKM batik, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami juga optimis, ke depannya akan banyak aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan di gedung sentra IKM ini,” pungkasnya.