: Foto: BNI
Oleh lsma, Sabtu, 2 September 2023 | 22:54 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 59
Jakarta, InfoPublik - BNI Asset Management (BNI AM) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan edukasi keuangan kepada ratusan diaspora Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tersebar di Tokyo dan kota-kota industri di Jepang.
Acara ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada para diaspora PMI agar dapat melakukan perencanaan keuangan dengan baik *sehingga* dapat terhindar dari pinjaman online ataupun iming-iming investasi bodong yang tengah marak belakangan ini.
Dalam siaran pers BNI yng diterima Sabtu (2/9/2023), Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir berharap kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan.
"Para diaspora di Jepang memiliki penghasilan yang cukup baik, sehingga edukasi yang dilakukan penting untuk mereka agar tidak menjadi sasaran empuk pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya dalam webinar Diaspora Cakap Keuangan, Diaspora Sejahtera yang diprakarsai oleh BNI Tokyo Branch, KBRI Tokyo, dan OJK.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.
Silvano menjelaskan, total diaspora PMI di Jepang mencapai sekitar 70.000 orang yang terdiri dari PMI Program Pemagangan dan PMI Skill Worker. Adapun bidang pekerjaannya antara lain di sektor pertanian, industri otomotif, manufaktur, perawat hingga caregiver.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional BNI AM Ade Yusriansyah menyampaikan, kebiasaan investasi harus dipupuk sejak dini dengan disiplin menyisihkan 20% dari penghasilan untuk diinvestasikan.
Hal ini perlu dilakukan karena investasi hanya akan berhasil apabila dilakukan dengan disiplin dan konsisten dalam menyisihkan penghasilan untuk investasi, bukan menyisakan.
"Sebelum berinvestasi, perlu ditetapkan lebih dulu tujuan investasi agar lebih terarah dan dapat disesuaikan dengan profil risiko investor, jangka waktu investasi, dan jenis instrumen investasinya," ujar Ade.