Kemenhub Rencanakan Penetapan Alur Pelayaran Pelabuhan Pulau GAG

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 4 Juli 2023 | 22:02 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 364


Jakarta, InfoPublik - Direktorat Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) akan menetapkan alur pelayaran masuk Pelabuhan Pulau GAG Waigeo Barat.

Pelabuhan Pulau Gag adalah pelabuhan yang berlokasi di sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Pulau tersebut berbatasan dengan Pulau Gebe, Maluku Utara di sebelah barat lautnya. Pelabuhan Pulau Gag ini juga merupakan salah satu titik masuk utama ke Kepulauan Raja Ampat, yang melayani pelayaran kapal penumpang dan kapal barang yang menghubungkan Kepulauan Raja Ampat dengan pulau-pulau di sekitarnya dan juga daratan utama Papua Barat.

"Oleh karena itulah, sangat penting untuk memastikan adanya alur pelayaran yang tepat, aman dan efisien di Pelabuhan tersebut," ujar Direktur Kenavigasian, Capt. Budi Mantoro, Selasa (4/7/2023) di Jakarta.

Capt. Budi mengungkapkan, bahwa sesuai dengan KP 432 tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Gag memiliki hierarki sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL). Pelabuhan Pulau Gag ini melayani aktivitas penyeberangan dari dan ke pulau-pulau lain di sekitarnya dengan Rute kapal: Sorong , Pulau Gag , Pulau Gebe , Patani, Weda (PP).

Meskipun tergolong pelabuhan kecil, namun betapa besarnya manfaat Pelabuhan Pulau Gag bagi masyarakat, karena hanya akses laut yang dapat menghubungkan antara Pulau Gag dengan daerah di sekitarnya.

"Pelabuhan Gag memberikan akses ke berbagai tempat menarik di Kepulauan Raja Ampat, seperti Pulau Gam, Pulau Mansuar dan Pulau Arborek. Selain itu, Pelabuhan Gag juga memiliki peran strategis dalam mendukung sektor pariwisata karena memfasilitasi perjalanan wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam bawah laut Raja Ampat, yang dikenal dengan kekayaan ekosistem yang luar biasa, terumbu karang yang indah, biota laut yang beragam, serta kehidupan bawah laut yang spektakuler sehingga menjadikan Raja Ampat sebagai surga bagi para penyelam dan snorkeler," jelas Capt. Budi.

Pemerintah sendiri, menurut dia, telah berupaya untuk mengoptimalkan program konektivitas antar Pulau di wilayah Indonesia bagian timur, dan menjamin pendistribusian logistik ke daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP). Oleh karenanya Pelabuhan Pulau Gag sudah disinggahi oleh Kapal Perintis dengan Pelabuhan Asal dari Sorong.

"Kapal yang melakukan pelayaran menuju ke Pulau Gag, yaitu kapal KMP Arar dengan jadwal seminggu sekali dan Kapal Perintis KM. Sabuk Nusantara 62 dengan jadwal satu bulan sekali," kata Capt. Budi.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa sejatinya penataan Alur Pelayaran di seluruh wilayah Kepulauan Raja Ampat sudah selayaknya segera dilaksanakan agar dapat memperoleh Alur-Pelayaran yang ideal dan memenuhi berbagai aspek kepentingan keselamatan dan kelancaran bernavigasi, serta kelestarian lingkungan maritim.

"Sudah terjadi beberapa kecelakaan di wilayah perairan Raja Ampat, seperti misalnya kandasnya Kapal Pesiar Aqua Blu pada 2019 yang merusak kawasan konservasi terumbu karang dan juga kandasnya KM Sabuk Nusantara 62 pada 2021 di perairan Pulau Gag. Oleh sebab itu, untuk mencegah kejadian semacam itu terulang kembali, perlu dilakukan penetapan Alur-Masuk Pelabuhan Gag, agar dapat diatur tentang Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu lintas dan daerah labuh kapal sesuai kepentigannya," tukas Capt. Budi.

Dia menambahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong bekerjasama dengan Pushidrosal telah mengadakan survey mandiri untuk menyusun rencana penetapan Alur Pelayaran masuk Pelabuhan Gag.

Berdasarkan hasil survey secara teknis Pelabuhan Gag memiliki alur panjang 1,512 meter (0,82 Nm), lebar 200 m dan kedalaman 4 s.d 56 mLWS, memiliki jenis dasar laut lumpur dan pasir, serta memiliki arus max menuju selatan cepat 20 cm/s, dengan pola arus pasang menuju ke barat dan arus surut menuju ke timur dengan cepat 10 cm/s.

Pelabuhan Pulau Gag juga memiliki Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak tiga unit SBNP milik PT Gag Nikel yang sudah terpasang dan berfungsi dengan baik, namun demikian memerlukan penambahan satu unit SBNP Penanda Pelabuhan Gag. Selain itu, terdapat daerah kewaspadaan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Gag berupa aktifitas Kapal-Kapal Tug Boat dan Tongkang di Jetty milik PT Gag Nikel, yang berhadapan langsung dengan Alur-Pelayaran Pelabuhan Gag, sehinggga perlu di lakukan pengawasan agar tidak terjadi kecelakaan kapal.

Berdasarkan hasil survey, sistem rute yang direkomendasikan pada Alur-Pelayaran Pelabuhan Gag adalah rute satu arah (one way route) dikarenakan jarak antara Jetty Gambir milik PT Gag Nikel dan Pelabuhan Gag hanya sekitar ± 240 meter dengan menggunakan Alur-Pelayaran yang sama.

Selain itu, perlu adanya masukan dan saran dari KUPP Kelas II Raja Ampat, PT Gag Nikel, Loka PSPL Sorong dan instansi lainnya terkait area berlabuh dengan menggunakan jangkar kapal karena Pulau Gag masuk ke dalam zona area Tamban.

Capt Budi berharap, dengan ditetapkannya Alur Pelayaran Pelabuhan Gag, tidak hanya dapat menjamin keselamatan kapal pada Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Gag sehingga kelancaran traffic dapat meningkat, namun juga dapat menjaga kelestarian lingkungan maritim di sepanjang perairan Alur Pelayaran, mendukung para pengguna jasa maritim berupa PLI (Kertas/Elektronik), serta produk Nautika Pushidrosal, meningkatkan intensitas, efektifitas dan konektivitas pelayaran serta kelancaran arus barang dan penumpang, serta mempertegas pemanfaatan tata ruang laut sehingga pengelolaan dan pemanfaatan ruang laut menjadi selaras.

"Dengan demikian, tentunya Pelabuhan Gag dapat berfungsi sebagai pintu gerbang pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitarnya," tukas Capt. Budi.

 

 

 

 

 


Foto : Kemenhub