:
Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 20 April 2017 | 22:17 WIB - Redaktur: Elvira - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) siap meluncurkan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program tersebut merupakan tahap kedua dan merupakan kelanjutan dari keberhasilan pelaksaan sebelumnya di Jawa Timur pada akhir Februari lalu.
“Kami akan melaunchingnya pada Jumat, 21 April 2017 di Semarang, Jawa Tengah,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada Indonesia Summit 2017 - The Economist di Jakarta, Kamis (20/4).
Menurut Menperin, salah satu program prioritas Kemenperin tersebut diharapkan menjadi solusi dalam mengatasi pengangguran usia muda di Indonesia, karena pendidikan vokasi yang diterapkan memiliki konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Pendidikan vokasi ini untuk memenuhi kebutuhan dunia industri terhadap peningkatan kompetensi sumber daya manusianya, sebagai faktor penting agar memenangkan kompetisi di era persaingan global saat ini,” ujarnya.
Kebijakan prioritas lainnya yakni pembangunan industri di luar pulau Jawa yang sejalan dengan visi Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sentris. Langkah ini juga turut mendorong pemerataan untuk kesejahtaraan masyarakat.
“Karena industri memiliki multiplier effect dan berkontribusi besar bagi perekonomian nasional,” tegasnya.
Menperin menambahkan, beberapa kawasan industri di Tanah Air telah siap diisi oleh investor dan didukung dengan fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Misalnya, Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleokimia.
Kemudian, Kawasan Industri Dumai, Riau dan Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur yang akan dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ), serta Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat pengembangan industri smelter berbasis nikel.
Selain itu, pemerintah juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang. Kemenperin mencatat, hingga saat ini, sebanyak 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia.
Menperin memastikan, pembangunan infrastruktur merupakan kunci untuk meningkatkan konektivitas serta mampu mengerek produktivitas industri di dalam negeri.
“Pemerintah menyadari bahwa infrastruktur merupakan faktor yang dapat meningkatkan langsung konektivitas. Sekarang kami sedang bangun jalan, pelabuhan, dan fasilitas lain yang dampaknya mungkin terasa di tahun 2019,” jelasnya.
Kemenperin juga mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat beroperasi di kawasan industri untuk memudahkan proses produksinya terutama dalam mendapatkan bahan baku. Hal ini diyakini pula dapat menekan biaya logistik bahan baku yang selama ini bebannya cukup besar.
Indonesia Summit 2017 ini dihadiri lebih dari 200 perumus kebijakan investor, regulator, akademisi, dan pemimpin bisnis lokal dan internasional untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembalikan Indonesia ke jalur pertumbuhan ekonomi yang benar atau “Back on Track”.