:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 20 April 2017 | 17:46 WIB - Redaktur: Juli - 591
Lombok, InfoPublik - Lombok Internasional Airport (LIA) terus berbenah dengan melakukan pembangunan dan pengembangan dalam rangka menuju World Class Airport.
GM Angkasa Pura I Lombok International Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita mengungkapkan, sejumlah upaya untuk mewujudkan hal tersebut antara lain dengan membangun terminal atau apron.
"Pembangunan terminal atau apron sengaja didahulukan, ketimbang perpanjangan apron. Hal ini sesuai dengan peningkatan kebutuhan. LIA makin banyak diterbangi pesawat ukuran besar yang membawa banyak penumpang," katanya pada Lokakarya untuk media massa bertajuk Menciptakan Angkutan Antarpulau yang Terkoneksi dengan Angkutan Antarmoda serta Berkeadilan, di Lombok, Kamis (20/4).
Meski ada usulan agar runway juga diperpanjang, namun menurut Ardita, Angkasa Pura I menganut asas efisien dan efektif bahwa kalau runway yang dibangun duluan menjadi tidak efektif jika terminal dan apron tidak disiapkan terlebih dahulu. "Oleh karena itu, kami telah merencanakan membangun terminal dan apron yang diharapkan akhir tahun ini sudah dapat dioperasikan," ungkapnya.
Selanjutnya, saat ini juga sedang dilakukan pembangunan dua parking stand baru dan ini menjadi salah satu kesiapan bandara menyambut kedatangan pesawat-pesawat dari maskapai internasional untuk singgah di Lombok. Karena itu sebabnya, jika diperpanjang runway dulu maka dinilai akan mubazir.
"Kami fokus parking stand dan terminal dulu. Untuk terminal domestik sudah kelihatan penuh. Nah kita ingin fungsikan adanya dua parking stand untuk terminal internasional nantinya," kata Ardita.
Selain itu, sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang dan pergerakkan pesawat yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir, pihaknya pada tahun ini juga akan menambah dua garbarata, program utifikasi terminal dan penataan beberapa fasilitas, seperti penambahan ruang tunggu dan perluasan ruang checkin.
"Jumlah penumpang mengalami peningkatan 34 persen dari 1.676.921 pada tahun 2015 menjadi 3.421.284 penumpang pada tahun 2016. Sementara pergerakkan pesawat dari 24.091 pergerakan pada tahun 2015 meningkat 33 persen pada tahun 2016 menjadi 36. 941 pergerakkan," ujarnya.
Pembangunan infrastruktur LIA, lanjut Ardita juga sejalan dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang nantinya akan banyak wisatawan yang datang.
Ia juga mengungkapkan, beberapa proyek pembangunan didanai secara multiyear, sehingga pembangunan khususnya sarana pendukung akan berlangsung terus menerus. "Tapi sebagian besar pembangunan infrastruktur pendukung bandara selesai tahun ini," katanya.
Menurut Ardita, sebagai pengelola, Angkasa Pura I membutuhkan investasi setidaknya Rp3,7 triliun. "Investasi yang kita rencanakan sejalan dengan kebutuhan, dan kalau mau ideal seperti Bandara Ngurah Rai tentu membutuhkan investasi sedikitnya Rp3,7 triliun," ujarnya.
Begitu juga dalam membangun terminal dihitung berdasarkan peningkatan jumlah penumpang. Prinsip-prinsip inilah yang menjadikan LIA yang tadinya merugi, dan kini mulai mengeruk keuntungan. "Tahun 2015, kita mengalami kerugian Rp23 miliar, tapi mulai tahun 2016 secara operasional kita sudah untung," kata Ardita.