:
Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 18 April 2017 | 18:36 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 537
Jakarta, InfoPublik - Maskapai Garuda Indonesia menyatakan siap mengakomodir permintaan untuk menerbangi secondary city (kota kedua) yang ada di China.
Pahala Nugraha Mansury yang belum lama ini menggantikan M Arif Wibowo sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan hal tersebut saat mendapat kunjungan (road show) Menteri Pariwisata Arief Yahya ke kantor Garuda Indonesia yang berada di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten.
Menurut Pahala, saat ini pihak Garuda sedang mengevaluasi penerbangan di secondary city yang ada di China. "Sesuai arahan Pak Menteri, itu akan kita review semua, terlebih yang dari Chengdu dan 6 destinasi lainnya di China," ujar Pahala dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/4).
Pahala menjelaskan, untuk destinasi utama di China tahun ini sudah berjalan dengan baik. "Guangzhou, Beijing dan Shanghai itu sudah berjalan. Sedangakan untuk Jakarta-Guangzhou sudah ada 7 kali dalam seminggu, sementara Denpasar-Guangzhou sudah jalan sebanyak 3 kali dalam seminggu," jelas Pahala.
Selain itu, Garuda tahun ini juga sedang me-review 3 destinasi lain, yaitu Amerika, Chengdu dan Moskow. "Ada 3 yang kita rencanakan, yaitu Amerika, Chengdu dan Moskow. Ketiga destinasi itu memang masih dalam proses review saat ini. Untuk penerbangan ke Amerika, masih memiliki kendala licensi transit di Narita Jepang. Jika itu sudah keluar akan bagus, jadi dari Jakarta-Narita-Honolulu-Los Angeles," ungkap Pahala.
Tidak hanya permintaan penambahan direct flight ke China yang diakomodir, Garuda Indonesia juga sudah memenuhi keinginan Menpar Arief Yahya agar ada penerbangan ke 10 destinasi prioritas atau 10 Bali Baru. "Untuk direct flight ke 10 destinasi prioritas itu sudah confrim, Garuda akan mendarat di 10 destinasi itu. Jika tidak ada kendala, Juli tahun ini lisence-nya keluar," kata Pahala.
Adapun 10 destinasi wisata prioritas dari Kementerian Pariwisata adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).
Menteri Pariwisata, Arief Yahya melakukan kunjungan (road show) ke industri penerbangan dan airport operator yang berada di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah guna mengingatkan akan permintaan yang berulang kali disampaikan ke Garuda Indonesia, untuk membuka direct flight tidak hanya dari China, namun juga India.
"Dua negara itu, paling tebal marketnya. Dengan potensi destinasi di Indonesia, kedua negara itu sudah hampir pasti, jatuh cinta. Bahkan, mereka yang sudah berwisata ke tanah air, benar-benar cinta mati akan keindahan alam, budaya, dan suasana di Indonesia. Kalau tidak mau terbang ke dua negara itu terus mau ke negara mana? Kota apa lagi? Statistik menunjukkan angka yang sulit dibantah, dua negara itu growth signifikan," jelas Arief Yahya.
Tahun lalu, Menpar Arief Yahya sudah meminta Garuda Indonesia untuk terbang ke India, langsung. Bahkan rutenya sudah diusulkan, Jakarta-New Delhi, Denpasar Mumbai, Kuala Namu Medan - Chennai. "Angka survei mengatakan, 60 persen travellers itu maunya direct flight," kata Menpar Arief.
Menpar menghargai Garuda Indonesia yang sudah mulai terbang ke Mumbai, walaupun harus transit di dulu Bangkok. "Itu sudah bagus, tinggal bagaimana meningkatkan menjadi direct flight termasuk ke beberapa kota di China juga dibuka," ujar Menpar.
Adapun kota yang disasar Menpar Arief Yahya adalah Chengdu dan beberapa secondary city yang ada di China untuk menjaring turis China lebih banyak lagi. "Saya minta ke Garuda untuk menambah direct flight ke China. Di tujuh secondary city di China sana, sudah menggunakan flight carter. Kalau itu dijadikan schedule flight pasti akan lebih bagus untuk menjaring wisman lebih banyak," katanya.