Pemerintah Komitmen Tingkatkan Daya Saing di Era Industri 4.0

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 18 April 2017 | 18:17 WIB - Redaktur: Elvira - 879


Jakarta, InfoPublik – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan posisi daya saing Indonesia dalam Global Competitiveness Report tahun 2016-2017 dengan mendorong industri dalam negeri untuk terus melakukan inovasi dalam menghadapi implementasi Industri 4.0.

“Inovasi dan perubahan terhadap model bisnis yang lebih efisien dan efektif merupakan bagian hasil penerapan industri 4.0. Revolusi industri ini akan mempercepat peningkatan daya saing sektor industri nasional secara signifikan,” kata Airlangga pada Seminar Nasional Implementasi Industri 4.0 di Jakarta, Selasa (18/4).

Inovasi tersebut misalnya penerapan Information Communication Technology (ICT) di sektor industri, yang memanfaatkan sistem online document approval untuk mengontrol penyelesaian pekerjaan. Teknologi tersebut memberikan penghematan dalam penggunaan waktu dan biaya sehingga produk yang dihasilkan lebih murah dan mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

“Kami juga mendukung penuh kemajuan ICT untuk digitalisasi data dan konten untuk menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” ujarnya.

Inovasi lainnya, yakni Flexible Manufacturing System yang mengkolaborasikan tenaga kerja dengan proses mechanical engineering. Misalnya, industri makanan dan minuman yang akan menggunakan ingredients dengan penerapan industri 4.0, tetapi packaging masih dikerjakan tenaga kerja,” ungkap Airlangga.

Sedangkan untuk sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Kemenperin terapkan melalui e-Smart IKM untuk memperluas akses pasar.

Airlangga memastikan, pemberlakuan industri 4.0 akan menambah lapangan kerja yang memerlukan keterampilan khusus. Hal tersebut adalah peluang dari penerapan model bisnis disruptive & distributed manufacturing

“Spesialisasi industri baru sebagai hasil pemekaran dari industri induk akan bermunculan dan membutuhkan tenaga kerja terampil dengan kemampuan lebih spesifik dan tingkat upah yang lebih baik,” jelasnya.

Dengan demikian, perluasan segmentasi industri dan penambahan kebutuhan SDM akan memberikan peningkatan kontribusi sektor industri.  Dengan asumsi sektor industri padat karya bertambah 3–5 kali di setiap segmentasi sektor industrinya, maka kontribusi industri padat karya akan meningkat menjadi 18-20 persen terhadap PDB di tahun 2025.

Sementara industri padat modal, dengan asumsi pertambahan 2-4 kali di setiap segmentasinya, akan meningkatkan 10–12 persen terhadap PDB pada 2025.

"Melalui Industri 4.0 diharapkan dapat mendorong sektor industri menyumbang 28–30 persen dari PDB nasional,” tambah Airlangga.

Menurut Menperin, kecepatan dan kemampuan adaptasi secara konstan merupakan hal alamiah dalam penerapan Industri 4.0. Terlebih lagi, dengan kombinasi dunia siber dan fisik menuntut para tenaga kerja mampu menganalisa data serta menilai kualitas dan bias data.

“Jaringan global di seluruh sektor menyaratkan SDM Industri membangun jejaring dan berkolaborasi dengan para stakeholder untuk berkomunikasi dengan publik,” tuturnya.

Airlangga menambahkan, Kegiatan peluncuran pendidikan vokasi industri tahap dua yang akan dilaksanakan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, juga ditujukan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era industri yang mengandalkan digitalisasi dalam manufaktur.