:
Jakarta, InfoPublik - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) Tbk (BTN) Maryono mengatakan sepanjang kuartal I-2017 perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp594 miliar. Laba bersih tersebut tumbuh sebesar 21% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016.
"Kenaikan laba bersih didukung pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit. Perseroan mampu memperbaiki beban bunga di tengah dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 20,02 persen yoy (year on year-red) menjadi Rp157,42 triliun. Selain itu, pendapatan operasional turut menopang capaian positif laba bersih," kata Maryono dalam paparan kinerja kuartal I-2017, di Menara BTN Jakarta, Senin (17/4).
Maryono menambahkan, pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan bunga BTN tumbuh 8,74 persen yoy dari Rp4,19 triliun menjadi Rp4,56 triliun. Ini didorong pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit.
"Pertumbuhan total kredit dan pembiayaan BTN naik sebesar 18,71 persen yoy menjadi Rp169,69 triliun," katanya.
Menurutnya, kenaikan pertumbuhan kredit didorong kredit perumahan yang mendominasi portofolio pinjaman perseroan atau sebesar 90,35 persen.
Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi, sebut Maryono, menjadi penyokong terbesar pertumbuhan kredit perumahan BTN. KPR subsidi BTN naik sebesar 29,62 persen yoy.
Kredit konstruksi perseroan tumbuh 18,44 persen yoy. Kemudian, kredit komersial meningkat 20,57 persen yoy per kuartal I-2017. Di sisi lain, biaya bunga hanya naik 4,94 persen yoy menjadi Rp 2,52 triliun pada kuartal I-2017.
"Dengan capaian tersebut, pendapatan bunga bersih BTN tumbuh 13,84 persen yoy dari Rp1,79 triliun menjadi Rp2,04 triliun di akhir Maret 2017. Pendapatan operasional BTN pun naik 36,79 persen yoy, dengan penopang terbesar berasal dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi yang tumbuh sebesar 27,38 persen yoy," jelasnya.
Ia mengungkapkan, perbaikan kualitas kredit pun ditunjukkan dengan perbaikan rasio non-performing loan (NPL) gross BBTN per 31 Maret 2017 menjadi 3,34% atau menurun dari 3,59 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut juga turut mengerek kenaikan total aset BTN sebesar 20,12 persen yoy menjadi Rp214,31 triliun.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), lanjutnya, pertumbuhan giro menjadi pendorong terbesar peningkatan dana BTN dengan kenaikan sebesar 29,36 persen yoy. Sementara, deposito dan tabungan masing-masing meningkat 21,59 persen dan 5,85 persen yoy.
Kenaikan giro dan tabungan BBTN juga membuat dana murah atau current account and savings account (CASA) naik 18,22 persen yoy dari Rp61,3 triliun pada Maret 2016 menjadi Rp72,47 triliun pada Maret 2017.
"Posisi tersebut membuat porsi CASA menempati 46,04% terhadap total DPK BBTN pada kuartal I/2017," pungkasnya.