Tampil di MIHAS 2017, Indonesia Targetkan Jadi Kiblat Pariwisata Halal Dunia

:


Oleh Untung S, Selasa, 11 April 2017 | 10:06 WIB - Redaktur: Elvira - 858


Malaysia, InfoPublik - Indonesia menargetkan akan menjadi kiblat pariwisata halal dunia pada 2019 mendatang. Berbagai upaya digencarkan, salah satunya Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, tekad Indonesia begitu besar untuk menjadi destinasi wisata halal nomor satu dunia. Pasar wisata halal itu besar dengan spending yang tinggi.

"Syarat 3S nya terpenuhi, untuk dipilih sebagai sasaran pasar," kata Arief Yahya dalam pernyataan resminya.

Ke-3S yang dimaksud adalah size, sustainable, dan spread. Langkah besar selanjutnya adalah aktivitas selling, sebagai kegiatan utama Kementerian Pariwisata tahun 2017.

The 14th Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017 di Kuala Lumpur Convention Center adalah salah satu langkah tersebut. MIHAS 2017 yang digelar 5-8 April menjadi event perdana bagi Kemenpar. Stand Wonderful Indonesia tampil beda dan menonjol diantara kebanyakan exhibitor yang menawarkan produk atau jasa halal lainnya sehingga kegiatan branding dan Halal Tourism Indonesia pun didapat.

"Ini tentunya meningkatkan awareness Wonderful Indonesia sebagai destinasi wisata halal unggulan dunia," ujar Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Riyanto Sofyan, Senin (10/4). Wisata halal itu adalah lifestye, gaya hidup, yang sehat. 

MIHAS adalah pameran produk halal yang rutin digelar setiap tahun di Kuala Lumpur oleh Kementerian Perdagangan International dan Industri (MITI) Malaysia. Event ini dibuat untuk menghubungkan para pelaku industri halal di seluruh dunia serta menampilkan produk atau jasa halal dari seluruh segmen industri dari berbagai negara. 

MIHAS 2017 menjadi salah satu event halal terbesar di dunia, dengan 580 exhibitor dari 33 negara, termasuk anggota ASEAN, Timur Tengah, Turki, Brazil, Afrika Selatan, China, Jepang, dan Taiwan yang menargetkan perwakilan-perwakilan negara, perusahaan-perusahaan maupun individu yang tertarik dengan produk-produk dan jasa halal. 

"Wonderful Indonesia baru-baru ini cukup menonjol dan mendominasi di World Halal Travel Award tahun lalu, jadi MIHAS merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk melaksanakan strategi branding dan PR di ajang pameran halal yang  mempunyai eksposur termasuk dalam kategori terbesar di dunia," papar Riyanto. 

Kegiatan selling pada MIHAS 2017 adalah B2B dan B2C dari berbagai sektor di industri halal termasuk pariwisata. Selain dari B2B, karena MIHAS 2017 dipadati oleh pengunjung dari Malaysia, maka peluang B2C pun sangat besar.

Diperkirakan sedikitnya ada 1.000 pengunjung mampir ke booth Wonderful Indonesia, yang secara serius ingin mengetahui, baik destinasi, hotel, maupun paket-paket wisata halal unggulan. Ada juga yang langsung membuat pesanan pada saat berkunjung.

Menteri Pariwisata akan membuat kebijakan yakni menetapkan kriteria sendiri untuk standar wisata halal Indonesia berdasarkan standar global. Ia meyakini pada tahun 2017 akan mengalahkan Malaysia, dan pada tahun 2019 akan mengalahkan Thailand. 

“Cara mengalahkannya adalah tourism kita perlu lebih baik dan mencapai global standard yang diakui. Supaya tidak terjadi perdebatan maka dari itu kita tetapkan sendiri,” ucap Arief Yahya. 

Menpar Arief Yahya menyebut, Indonesia perlu sertifikasi halal dalam beberapa sektor dan memiliki pelayanan internasional. 

"Thailand dan Singapore memiliki wisatawan muslim yang jauh lebih banyak dari Indonesia. Kalau mereka sudah miliki sertifikasi halal dan punya excellent service, kita juga harus,” pungkas Arief Yahya.