:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 6 April 2017 | 22:42 WIB - Redaktur: Juli - 677
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah akan konsentrasi menjadikan destinasi wisata Danau Toba dengan menggunakan kereta api (KA) sebagai alternatif moda transportasi selain dengan pesawat.
Pembangunan jalur kereta api Medan - Danau Toba ini bagian dari rencana induk perkerataapian nasional yang akan menghubungkan seluruh wilayah Sumatera kedepannya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengemukakan, sistem perkeretaapian di Sumatera akan terus hidup apabila ada point to point yang kuat. Point to point dari Medan ke Danau Toba dinilai akan menjadi lintasan yang bagus sehingga wisatawan semakin termotivasi untuk mengunjungi Danau Toba ataupun sebaliknya.
"Lintas Medan - Danau Toba akan menjadi jalur kereta yang traffic-nya luar biasa. Oleh karena itu, kami konsentrasi menjadikan destinasi wisata Danau Toba dengan menggunakan kereta api, selain dengan menggunakan pesawat udara," ujar Menhub Budi Karya Sumadi, Kamis (6/4).
Menggunakan kereta api ke Danau Toba menurut Menhub Budi, merupakan satu keasyikan tersendiri, dan nantinya keberadaan jalur kereta api menuju Danau Toba sangat mendukung Danau Toba menjadi destinasi wisata utama selain Candi Borobudur dan Mandalika.
"Jalur kereta api dari Siantar ke Danau Toba akan mulai dibangun tahun depan dan paling cepat selesai pada tahun 2019," kata Menhub.
Selain jalur KA menuju Danau Toba, Menhub Budi juga mengungkapkan, pihaknya juga akan menghubungkan Aceh ke Lampung Utara dengan menggunakan kereta api. Ini mengingat kereta di Sumatera merupakan kebutuhan masyarakat.
"Memang itu proyek jangka panjang, paling tidak pada tahun 2024, Aceh sudah tersambung hingga Lampung dengan menggunakan kereta api. Oleh karena itu, kita akan bangun per segmen dan kita juga akan mengembangkan angkutan kereta api perkotaan yang menghubungkan kota-kota terdekat ke ibukota," ujar Menhub.
Menhub menjelaskan pembangunan kereta ini memang membutuhkan usaha yang besar. Oleh karena itu, pemerintah sedang membuat skema agar pihak swasta dapat terlibat dalam proyek tersebut sehingga dana pemerintah dapat digunakan untuk pembangunan proyek kereta api di wilayah lainnya.
"Kementerian Perhubungan ingin membangun perkeretaapian, tapi anggaran pemerintah hanya tersedia 30 persen dari kebutuhan, sehingga 70 persennya harus berasal dari pihak swasta," papar Menhub.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono menambahkan, berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional hingga tahun 2030, Kementerian Perhubungan akan membangun sistem perkeretaapian yang menghubungkan seluruh Sumatera.
"Kalau sekarang kan baru Sumatera Selatan-Lampung, Sumatera Barat saja, Sumatera Utara saja, dan Aceh sepenggal. Oleh karena itu, kami ingin menyambungkan mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung dengan total panjangnya 1.600 km," ujar Prasetyo.
Namun demikian menurutnya, memang masih terdapat kendala dalam menyambungkan sistem perkeretaapian di seluruh Sumatera tersebut. "Kendalanya adalah APBN yang harus dibagi peruntukannya untuk berbagai proyek pembangunan dan yang lebih penting lagi adalah pembebasan tanah karena sampai sekarang komitmen pemerintah daerah tidak gampang," kata Prasetyo.