:
Oleh lsma, Kamis, 30 Maret 2017 | 22:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 6K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Penghargaan ini diberikan atas keutamaan dan keunggulan sebagai penanggung jawab keuangan negara.
Pemberian penghargaan merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis ke 52 Universitas Negeri Semarang yang diadakan di auditorium Unnes, Kamis (30/03).
Dalam keterangan tertulis Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang diterima di Jakarta, Kamis (30/3)disebutkan bahwa sosok Sri Mulyani Indrawati dinilai berjasa mengelola sistem fiskal Indonesia dengan semangat inovasi, kejujuran, dan integritas.
Selama memimpin Kementerian Keuangan, Sri Mulyani dinilai berhasil melakukan sejunlah terobosan untuk menciptakan birokrasi yang bersih. Kemenkeu juga bertransformasi menjadi institusi yang sangat mengutamakan nilai-nilai kejujuran.
Sri Mulyani Indrawati adalah arsitek kebijakan ekonomi Indonesia dalam dua masa kepresidenan. Kiprah, pemikiran, dan kebijakannya tidak hanya diakui Indonesia, tetapi masyarakat dunia. Karena kecerdasan dan peran besarnya pula, pada 2008 ia dinobatkan menjadi salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia.
Sebagai informasi, Unnes juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh berprestasi dari beberapa bidang yaitu Emil Salim sebagai penerima Upakarti Mandala Bumi Adisajjana, Habib Lutfi bin Yahya menerima Upakarti Reksa Bhinneka Adhikarana, Ki Enthus Susmono menerima Upakarti Reksa Manggala Budaya, dan Christian Hadinata menerima Upakarti Krida Adhikarana.
Tandatangan Prasasti
Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menandatangani dua prasasti nama gedung di lingkungan Universitas Negeri Semarang (UNNES). Penandatanganan dilakukan dalam upacara puncak Dies Natalis ke-52 UNNES , Kamis, (30/3) di auditorium UNNES Kampus Sekaran.
Nama Prof Satmoko digunakan sebagai nama gedung Laboratorium LPTK Terpadu. Adapun nama Prof Retno Sriningsih Satmoko diabadikan sebagai nama gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).
“Saya Bangga pada UNNES, karena kedua orang tua saya yang dijadikan nama gedung itu ikut membesarkan UNNES,” kata Menkeu.
Menkeu juga berharap, pemberian nama-nama tokoh itu sebagai motivasi agar masyarakat dapat meneladani karya-karya mereka.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum berpendapat kedua tokoh itu memiliki sumbangsih besar dalam mengembangan UNNES sehingga menjadi universitas besar seperti saat ini
Tradisi memberi nama gedung dengan nama tokoh pendahulu telah dilakukan UNNES sejak beberapa tahun lalu. Selain memperkenalkan dengan generasi setelahnya, pengabadian nama-nama tersebut dilakukan agar semangat, kreativitas, dan integritas tokoh tersebut dapat diteladani generasi saat ini.
”Penamaan gedung dengan nama tokoh itu merupakan bentuk apresiasi terhadap perjuangan mereka yang luar biasa kepada UNNES,” kata Prof Fathur.
Sebelumnya, UNNES juga telah memberi nama, yaitu Prof Soegiyono (untuk gedung laboratorium olahraga), Prof Dirham (lapangan sepak bola dan atletik), Prof Dumadi (hoki dan softball/baseball), Prof Kamiso (permainan), Prof Husen Karthasasmita (ruang rapat), dan Prof M Sanjoto (tenis lapangan).