:
Oleh Putri, Selasa, 10 Januari 2017 | 07:30 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 304
Jakarta, InfoPublik - Program kluster pertanian yang tengah disiapkan Kementerian Koperasi dan UKM, selain bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani, juga diproyeksikan mengurangi ketergantungan akan beras impor.
AAGN Puspayoga Menteri Koperasi UKM mengatakan dalam kunjungan ke KUD Padangan, Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Tahap awal menurutnya sudah disiapkan lima kluster pertanian di lima daerah dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektar.
"Nantinya akan ada 65 kluster pertanian yang saya kira akan mampu mengurangi bahkan menghentikan ketergantungan beras impor. Kelima daerah yang disiap itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak dan Bojonegoro. Kluster Sukabumi sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses," jelas Puspayoga.
Kluster pertanian di Sukabumi menggandeng Pertamina yang menyalurkan dana CSR nya melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).
Dalam hal ini 2.400 petani yang tergabung dalam kluster tinggal berproduksi saja, sedang saprodi (sarana produksi padi) disiapkan oleh koperasi.
Sementara PT yang dibentuk (PT BUMR) membeli Gabah Kering Panen (GKP) seharga Rp 4.500/kg lalu memasarkannya. Menteri Puspayoga melihat Bojonegoro khususnya di Kecamatan Padangan ini punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu kluster pertanian.
Sementara Ketua KUD Padangan, Mihandri Samsuri menyatakan kesiapannya untuk menjadi kluster pertanian. Pihaknya menyiapkan saprodi dan pembiayaan untuk produkai padi yang didananai melalui unit KSP nya. Nantinya hasil produksi KK akan dibeli dan dipasarkan oleh KUD Padangan.
"KUD Padangan sudah bekerjasama dengan lima Kelompok Pertanian (KK) dimana KUD Padangan bertindak selaku inti, sedangkan KK sebagai plasma yang masing-masing KK memiliki lahan 50-150 hektare," jelas Mihandri.
KUD Padangan pada 2016 membukukan omset senilai Rp 37 miliar, aset sebesar Rp 6,137 miliar dan SHU sebesar Rp 710 juta sebelum pajak. Saat ini unit usaha yang digeluti setidaknya ada lima usaha, yaitu penyalur pupuk bersubsidi, jasa pergudangan, unit simpan pinjam, dan payment poin online (PPD). Sedang usaha rintisannya ada tiga yaitu sistem resi gudang (SRG), properti dan angkutan.