:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 5 Januari 2017 | 10:39 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Gejolak harga komoditas cabai rawit di berbagai wilayah Indonesia harus diatasi dengan berbagai cara, termasuk menggerakkan kaum ibu rumahtangga melalui Tim Penggerak PKK dalam kampanye tanam cabai di rumah.
"Jumlah ibu rumahtangga di Indonesia ada 126 juta, separuh penduduk Indonesia. Kalau gerakkan lima batang (pohon cabai) satu rumah, selesai persoalan cabai. Nah yang diproduksi massal (oleh petani), kita ekspor," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai Rakernas Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (4/1).
Mentan menambahkan, lewat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), pihaknya akan membagikan bibit gratis kepada ibu-ibu rumah tangga lewat jaringan PKK di perkotaan dan pedesaan. "Ini saya bagikan 10 juta cabai, batangnya atau benihnya untuk rumah tangga di seluruh Indonesia," ujarnya.
Mentan menjelaskan masalah cabai selama puluhan tahun memang jadi klasik, dimana harga cabai dipastikan naik setiap datang musim hujan. Padahal, dari 14 komoditas strategis, hanya kedelai yang mengalami kendala produksi. "Dari 14 komoditas strategis hanya satu yang turun dari data Badan Pusat Statistik yaitu kedelai, Cabai nggak turun produksinya," ujar Amran.
Menurutnya, saat ini untuk komoditas cabai persoalannya adalah faktor musim hujan. "Persoalannya musim hujan kalau panen busuk, bukan produksinya kurang sehingga kalau hujan tersendat dan itu masalahnya," jelasnya.
Ia mengaku sudah cukup kesal setiap kali ditanya soal harga cabai yang masih saja bergejolak, sehingga masalah tersebut harus secepatnya bisa selesai.