:
Oleh Baheramsyah, Selasa, 3 Januari 2017 | 09:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 851
Jakarta,InfoPublik - Kementerian Pertanian akan membangun program Bali Beef yang aka dikembangkan pada tahun 2017. Program Bali Beef bertujuan untuk membangun nilai jual sapi Bali sehingga akan memberikan keuntungan yang lebih bagi peternak sapi di Bali.
Program tersebut dilaksanakan setelah Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), I Ketut Diarmita melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, di Bali, Senin (2/1) guna membahas program Bali Beef yang akan dikembangkan mulai tahun 2017.
Dalam pertemuan tersebut, Dirjen PKH, Ketut Diarmita menegaskan di tahun 2017 Kementan fokus meningkatkan populasi sapi melalui Program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB) sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor sapi. Khusus pengembangan peternakan di Bali, Kementan tidak hanya mengimplementasikan Program SIWAB, namun fokus juga mendukung program Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun kembali icon sapi Bali.
"Program Bali Beef bertujuan agar sapi Bali memiliki nilai jual yang tinggi dan sekaligus membangkitkan gairah peternak. Dengan program ini, sapi Bali tidak dijual hidup lagi yang harganya murah dan masyarakat bertenak tidak lagi seperti biasanya. Tapi yang dijual bentuk daging yang harganya mahal dan berternak dengan konsep bisnis," kata Ketut.
Ketut menambahkan kehadiran Program Bali Beef sangat mendukung Program SIWAB sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor daging sapi berkualitas tinggi. Namun, diharapkan akan mampu melakukan ekspor khususnya daging sapi Bali.
"Jadi, program Bali Beef dipastikan akan mampu membangun nilai tambah produk ternak dan sekaligus meningkatkan pendapatan peternak," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika berharap meminta Kementan agar Prorgam Bali Beef agar benar-benar diimplementasikan. Menurutnya, adanya program tersebut akan menyediakan daging sapi berkualitas tinggi yang selama diimpor untuk dikonsumsi masyarakat menengah ke atas.
"Jangan hanya jual ternak hidup. Tapi daging sapi Bali. Jika daging Bali Beef terjual minimal Rp 350.000 per kilogram yang khusus untuk konsumsi menengah ke atas dan juga meningkatkan pendapatan dan gairah petani peternak," ungkapnya.
Untuk itu, Made menegaskan Program Bali Beef ke depannya akan membangun icon sapi Bali yang harga jualnya lebih mahal mendekat harga daging Wagyu. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ini sangat ditentukan dukungan Kementan dalam mendatankan investor.
"Saya maunya harga daging sapi bali yang telah diolah mendekati harga Wagyu, peternak bergairah dan untung. Kami meminta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mendatangkan investor khusus Bali Beef," tuturnya.