:
Oleh Baheramsyah, Minggu, 1 Januari 2017 | 17:16 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta,InfoPublik - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan produk nanobiosilika dari sekam padi. Produk ini mampu meningkatkan produksi padi sebesar 15 persen hingga 20 persen.
Kepala Balitbangtan Kementan Muhammad Syakir mengungkapkan, dalam upaya mendukung swasembada pangan, Balitbangtan melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian menghasilkan teknologi nanobiosilika.
“Teknologi ini dapat meningkatkan produksi padi hingga 15-20 persen. Selain itu, juga mampu meningkatkan jumlah anakan produktif 12 persen, dan mencegah serangan hama penyakit hingga 40persen,” katanya di Jakarta, Minggu (1/1).
Nanobiosilika dapat dihasilkan dari sekam langsung atau arang dan abu sekam dengan menggunakan teknologi sol gel. Dengan energi rendah, namun menghasilkan rendemen tinggi serta tingkat kemurnian silika hingga 95%.
Syakir mengungkapkan, silika dapat digunakan dalam pelbagai industri. Di bidang pertanian, silika merupakan unsur hara penting untuk tanaman akumulator silika, seperti padi yang dapat meyerap silika hingga 300 kilogram per hektar (ha).
“Silika dapat meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap serangan hama penyakit, kerebahan dan dampak kekeringan,” tandasnya.
Dia menambahkan, potensi sekan padi sangat besar. Indonesia merupakan produsen utama padi di dunia dengan produksi lebih dari 79 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun, setara dengan sekam sebanyak 16 juta ton yang merupakan limbah penggilingan padi dan belum dimanfaatkan secara optimal.
“Indonesia dapat menghasilkan tiga juta ton silika per tahun dari sekam padi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi seluas 10 juta hektar,” ujar Syakir.
BB Pascapanen Pertanian telah menghasilkan produk nanobiosilika dalam dua varian yakni nanobiosilika serbuk dan cair. “Nanobiosilika serbuk telah diujicoba sebagai penyalut pupuk urea untuk mengendalikan pelarutan sekaligus meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen hingga 20%,” jelasnya.
Menurutnya, dari hasil ujicoba penambahan nanobiosilika pada tanaman padi pada pemupukan standar mampu meningkatkan produktivitas dari 6,45 ton per hektare menjadi 7,29 ton per hektare, jumlah anakan produktif dari 14,6 menjadi 16,25 batang dan kekuatan batang dari 7,93 N menjadi 8,82 N.
Dia menambahkan, pada tahap awal teknologi ini akan diterapkan di sentra-sentra produksi padi yang meliputi 14 provinsi di Indonesia.